Melapangkan Sabar

Sini aku kisahkan sebuah cerita dari negeri antah berantah!

Katanya di sana manusia tidak lagi berhati. Otak mereka sudah mengeras, membatu, mengakar bukan lagi pada tanah tapi pada dalamnya larva gunung berapi.
Kamu tahu, di sana kekayaan itu bukan lagi dihitung dari seberapa banyak senyum yang sudah diproduksi tapi dari seberapa mentereng mobil mewah yang dikendarai atau semegah rumah yang di tempati atau berapa banyak pasang mata yang berdecak mengagumi.
Mereka memang banyak memberi tapi bersamanya juga banyak menyakiti.
Lalu mereka yang diberi, entah sampai kapan bertahan pada rasa yang mati.
Mungkinkah kamu mulai iri? Atau mulai mengagumi?
Mereka mungkin kurang disirami dengan cinta.
Tidak seperti kita, hidup dalam banyak tawa dan kebahagiaan yang sederhana.
Jadi masihkah kamu mau mengenal manusia di negeri antah berantah itu?
Tidakkah justru ibamu mulai menjalar?
Maka jika kamu adalah manusia, mungkin takdirmu membuat mereka mengerti bahwa tunas muda dan hijau akan tumbuh kokoh tanpa melukai.
Justru berkat tumbuhnya adalah tabungan manfaat untuk yang lain.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran