Kita

Sudah berapa lama? Sehari. Dua hari. Seminggu. Tiga minggu. Sebulan. Empat bulan. Setahun. Bertahun-tahun.

Sudah berapa lama kita tidak saling menyapa? Coba aku ingat sebentar. Terakhir aku melihat kalian... apakah di cafe dekat stasiun itu, sambil memakan pesanan kesukaanku, donat. Atau di acara perayaan ulang tahunmu, yang sengaja kami buat kejutan, tetapi tidak pernah sukses karena tak ada yang tersembunyi dari persahabatan kita, bukan.

Oh... mungkin aku salah. Sepertinya pertemuan terakhir kita adalah makan di rumah makan pedas. Padahal salah satu diantara kita sangat tidak suka pedas. Namun, itu sukses membuat kita terpingkal mengobrol sepanjang pertemuan.

Ah... aku lupa lagi. Mungkin pertemuan terakhir kita, saat kami harus mengucapkan sampai jumpa karena kamu harus kembali menata hidup di kota asalmu. Baiklah. Itu memang saat terakhir kita bertemu. Masih ingatkah kalian apa yang kita bicarakan? Bukan masa depan kita, tetapi teman dan lingkungan baru kita.

Aku bodoh. Kenapa tidak aku hentikan percakapan itu? Andai aku tahu kenyataan bahwa itu adalah saat terakhir kebersamaan kita. Tidak akan aku biarkan kalian bercerita tentang diri sendiri, melainkan tentang kita.

Sungguh aku rindu. Hari ini aku membaca kisah sebuah persahabatan. Mengingatkanku pada kalian. Apakah kalian baik-baik saja?

Bodoh. Bukankah alat komunikasi sudah begitu pesat? Meskipun tidak ada diantara kita saling menyapa. Mungkin kalian sibuk. Mungkin aku akan mengganggu aktifitas kalian. Begitukah yang ada dipikiran kalian, dan dipikiranku?

Egois. Iya kita terlalu egois untuk berucap salam. Berkata rindu. Egois pada kesibukan masing-masing. Hanya dalam diam melihat kondisimu melalui akun medsos. Dan dalam diam pula berkata 'Ah kamu sudah hidup dengan baik'. Begitukah?

Bisakah kita patahkan sedikit keegoisan kita? Bukankah memulai tidak menjatuhkan harga diri kita? Baiklah, aku yang akan memulainya. Karena mungkin hanya aku yang rindu. Sebab mungkin hanya aku yang tidak bisa hidup dengan baik tanpa kalian. Akhirnya mungkin tersisa aku.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran