Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Menggila lagi

    Barusan aja pulang dari LSI. Seperti biasa habis menggali bareng Yun dan Tinus. Semester 5 ini mereka sering mengisi hari-hriku. Apalagi saat kita mulai terlibat PKM. Hemm jadi inget presentasi kemarin. Jadi hari ini kelanjutan yang kemarin. Ceritanya aku ma Tinus ngambek karena Yun gak ikut kita presentasi. Sekarang Yun traktir kita makan martabak deh. Asiiiiikk...Martabak gratiss.. ering-sering aja ya Yun kayak gini. Hehehe...     Sempet hampir kacau juga acaranya, karena tiba-tiba ada Jeri dateng. Gak enak dong kalau Jeri gak kita kasih, tapi kan kita emang cuma mau makan bertiga. Asoooiii... Otomatis kita bertiga pulang duluan dan makan martabaknya dideket Toyib. Kelakuan Yun makin parah. Sekarang dia sering bertindak kayak Zombi. Hahaha..Ketawa ngakak banget waktu dia niruin Zombinya.     Yun memang unik, tinus juga unik kok!     Gak sengaja tadi kita ngungkit-ngungkit kalau aku sama Tinus ngambek ke Yun eh, Yun bilang kalau kalian sih cewek enak bisa ngambek terus lah kala

Jejak Baru!

    Hari ini cukup luar biasa. Pengalaman baru. Terima kasih ya Allah telah membimbing langkahku kesana. Aku tahu semua sudah ada skenarionya. Semua. Termasuk jalan hidupku ini. Ketemu anak-anak kecil yang lucu dan polos. Seneng banget. Tapi suasana hati tidak baik jadi tidak maksimal memberikan yang terbaik. Maaf ya adik tidak bisa menjadi kakak yang baik.     Menjadi volunteer, baru pertama kali nih. Seneng banget. Ternyata ini rasanya berbagi. Bareng komunitas Pohon Inspirasi dan LSM LATIN. Disana kita memperkenalkan pentingnya pohon dan menanam pohon. Kit juga jalan-jalan di htan sekitar LATIN sambil menemukan harta karun berupa benih pohon. Seru banget! Mereka banyak tanya benih itu seperti apa. Itu benih dari pohon apa. Yah..dan aku cuma bisa jawab seadanya. Hemmm...Sedih ternyata ilmu aku belum cukup untuk semua itu. Perlu terus belajar lagi, dan lagi. Semangaaaaattt!     Sorenya, aku presentasi PKM. Luar biasa lagi yang ini. Pengalaman pertama presentasi dihadapan dosen. Peno

Lihat dari sudut lain ya!

    Ketika semua menjadi baik bagi kita yang melakukan, tetapi belum tentu baik untuk orang lain. Begitulah manusia. Jauh... Tidak bisa dengan mudah dikenali dan di identifikasi. Aku tak sanggup mengerti kalian. Aku tak bisa membaca pola pikir kalian. Aku pun tak bisa hanya memedulikan kalian.     Ketika aku melakukan pembenaran dan melakukan jalan terbaik untuk mendamaikan semua, kenapa malah kejahatan yang terlintas dipikiran kalian. Aku tak seperti dewa yang selalu bisa benar. Semua manusia pasti akan seperti itu pemikirannya. Tergantung bagaimana sudut pandang mereka melihat.     Tak seperti pohon yanng hanya berpikir ntuk bisa terus berfotosintesis. Tak seperti binatang yang hanya memikirkan makanan. Semua seperti itu untuk bertahan hidup. Begitu juga kita manusia. Setelah semua yang berlalu harus ada pebelajaran yang kita terima. Begitulah Tuhan menciptakan banyak perbedaan di muka bumi ini.     Impian ini datang kembali. Cita-cita ini merasuk kalbu kembali. Besok hari dimana

Maafin Semua Salah Dia

    Susah jika pernah disakiti oleh orang lain. Apalagi orang tersebut benar-benar menyebalkan. Kayak Japung contohnya. Salah satu teman sekelasku. Dia anak yang sok tahu dan keras kepala. Awalnya sih aku fine saja teman-teman yang lain bilang dia menyebalkan. Ternyata memang benar loh! Sumpah rasanya aku pengen banget nabok dia. Hahaha...Kekerasan dalam rumah tangga ya! Tapi seris nih..     Soalnya kalian tahu kenapa? Pertama, dia selalu ngomong kasar ke aku. Dan itu selalu di depan orang banyak. Dia pikir dia itu siapa? Sedangkan kalau di depan aku dia sok lembut. JIJIK Banget deh! Kedua, dia orang yang dengan kasar mukul-mukul kepala aku. Orang tua aku saja gak pernah kayak gitu. Dan dia ngelakuinnya di depan Fareza. Bikin malu kan! Dan pada saat itu aku gak bisa berbuat apa-apa karena aku tidak sekuat dia. Itu yang paling aku sebel. Aku gak bisa ngebela diri aku sendiri. Aku memang wanita, tapi bukan berarti aku lemah. Gak boleh! Ketiga, dia selalu ngajakin berdebat. Padahal aku s

Pengen Jadi Wanita Anggun!

    Hari ini praktikum Silvikultur. Dari mulai berangkat sampai pulangnya lagi, aku survey ke beberapa anak kelas. Sebenarnya siapa sih yang lebih wanita, aku atau Ajeng? Dan jawaban mereka adalah Ajeng!     Akhir-akhir ini aku memang ngerasa ada yang salah dalam diri aku. Kayaknya cowok-cowok di kelas tuh pada menganggap aku tuh sama kayak mereka (cowok). Misalnya nih, kalau bercanda, kayak ngebercandain cowok saja, omongannya, kata-kataannya, terus panggilannya. Padahal aku pengen loh mereka nganggep aku wanita. Aku kan pengen diperhatiin juga. Okelah dalam kondisi bercanda ya bercand. Tapi ada batasannya juga loh bercanda sama cewek. Mereka ngerti gak sih kalau aku tuh cewek!     Menurut sahabat-sahabat deket aku sih, aku memang kayak cowok, dari cara jalannya, ngomongnya, sikap, sampe ke cara berpakaian. Emmm...masa sih? Apa sih yang salah sebenarnya?     Kalau aku lihat, aku memang lebih suka yang simpel dan gak ribet, apa itu termasuk sikap cowok? Cara jalanku juga aneh kayak

Senangkan Jiwamu

    Ketika ada komenar dari seseorang yang kita baru saja ketemu dan berkenalan dengan dia, apakah yang harus kita lakukan?     Sebenarnya apa yang mereka lihat sekilas dalam diri kita sudah mewakili seluruh keribadian kita atau tidak ya?     Sekarang, semua berdasarkan frame dan ruang lingkup yang harus kita lihat. Kata Bu Yovi tidak akan pernah ada jawaban sapu jagad, kecuali untuk pertanyaan 1+1=2. Sepertinya seperti itu. Jika dipikir-pikir, benar juga. Seseorang memang hanya memiliki dua mata dan itu berada pada sisi dimana rang tersebut ingin menghadapkannya untuk melihat. Jadi maksudnya apa?     Pada saat mata kita melihat, apakah kita melihat sudut belakang kita? Apakah kita melihat sudut atas kita? Sudut kanan mungkin? Atau sudut kiri? Nampaknya sih tidak. Karena kita sudah terlalu fokus untuk melihat sisi yang kita pandang dan tidak fokus untuk melihat sisi lainnya. Inilah kesalahan yang membuat manusia terkadang berbuat egois terhadap dirinya sendiri. Karena sebenarnya man