Pengen Jadi Wanita Anggun!
Hari ini praktikum Silvikultur. Dari mulai berangkat sampai pulangnya lagi, aku survey ke beberapa anak kelas. Sebenarnya siapa sih yang lebih wanita, aku atau Ajeng? Dan jawaban mereka adalah Ajeng!
Akhir-akhir ini aku memang ngerasa ada yang salah dalam diri aku. Kayaknya cowok-cowok di kelas tuh pada menganggap aku tuh sama kayak mereka (cowok). Misalnya nih, kalau bercanda, kayak ngebercandain cowok saja, omongannya, kata-kataannya, terus panggilannya. Padahal aku pengen loh mereka nganggep aku wanita. Aku kan pengen diperhatiin juga. Okelah dalam kondisi bercanda ya bercand. Tapi ada batasannya juga loh bercanda sama cewek. Mereka ngerti gak sih kalau aku tuh cewek!
Menurut sahabat-sahabat deket aku sih, aku memang kayak cowok, dari cara jalannya, ngomongnya, sikap, sampe ke cara berpakaian. Emmm...masa sih? Apa sih yang salah sebenarnya?
Kalau aku lihat, aku memang lebih suka yang simpel dan gak ribet, apa itu termasuk sikap cowok? Cara jalanku juga aneh kayak cowok, padahal itu karena aku lagi buru-buru aja. yah.itu sih dari sudut pandang aku.
Biar gimanapun juga, agak sedikit kecewalah, ternyata mereka memandang aku gitu ya. Apa itu alasannya sampai sekarang aku belum punya pacar?
Apa sih yang lagi aku pikirin sekarang!!!
Bukan saatnya untuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan Win!
Pengen deh ada yang marahin aku. Terus yang marahin aku tuh bilang. "lu tuh ngelakuin apa sih Win? Emang salah kalau lu seperti cowok. Itu FASION lu! Dan lu harus bangga dengan itu semua. Ketika lu nanti pun harus mendapatkan seorang kekasih hati lu, ya itu karena dia ngeliat keunikan yang ada dalam diri lu. Bukan kepalsuan yang sengaja lu buat! Lu harus bersyukur sebenarnya, karena lu beda dengan yang lain. Bukannya lu selalu melihat perbedaan itu indah. Lu tahu gak dengan l bersikap kayak gini lu itu udah ngecewain banyak orang. Ngecewain diri lu sendiri terutama. Lu ngebohongin diri lu kalau lu tuh gak mau jadi diri lu sendiri. Coba lu pikir, karakter lu itu terbentuk bukan cuma sehari dua hari win. Tapi udah 21 tahun!"
Dan gua akan ngejawab. " Tapi gua aneh kalau gua gak bisa jadi wanita, karena gua seorang wanita!"
Terus dia akan lebih marah lagi dan bilang. "Kelamin lu itu gak pernah bohong. Lu itu cewek dan akan selamanya begitu. hti lu cewek dan akan selamanya gitu. Dalam kondisi tertentu lu bahkan lebih wania dari siapapun! Apakah dengan lu bisa memasak, lu pantas dibilang wanita? Apakah dengan cara berjalan lu yang melenggak lenggok itu, lantas lu dibilang wanita? Apakah dengan berbusana bunga-bunga dan berwarna pink lu bisa disebut wanita? Lu payah kalau berpikir kayak gitu!"
Selanjutnya aku hanya akan diam dan merenungi semua omelan orang tersebut. Berarti orang ini perhatian dan tulus jadi sahabat aku. Dia berani membuat aku rendah-serendah-rendahnya. Dia berani membuat aku putus asa dan berusaha buat bangkit lagi. Tapi siapakah orng ini?
Aku tidak pernah dimarahin sama Ajeng, Yun, Tinus, Gogo, atau teman-teman yang lain. Apakah mereka tidak serius menjadi sahabatku? Emmm... Lamunanku mulai bercabang kemana-mana. Sebelum semuanya makin rumit. Aku harus segera berhenti menulis nih!
Coretan ini memang tak akan sama dengan apa yang aku rasakan saat ini. Tapi aku mengerti dengan pasti, bahwa ketika aku menulis dan menceritakan apa yang ada dalam pikiranku. Itu berarti aku mendokumentasikan sejarah hidupku. Suatu saat nanti ketika aku sudah cukup dewasa untuk bisa benar-benar menjadi Wanita Anggun yang aku impikan saat ini, itulah detik proklamasiku. Aku akan merdeka dan bebas bercerita bahwa aku dulu bukan wanita anggun, tapi aku ulat dan aku bisa menjadi kupu-kupu.
Untuk sahabat dan teman dekatku. Bukn aku tidak mempercayai kalian, tapi aku mengerti bahwa kalian tidak bisa hanya mengurusi keinginan dan kemauanku. Kalian juga butuh diri kalian untuk menjaga hati kalian. Dan untuk kalian aku akan lebih baik dan berusaha menjadi sahabat yang baik yang akan menjatuhkan kalian ketika kalian sudah terbang terlalu tinggi dan akan menghilang dari bumi.
Terima kasih untuk Allah SWT yang selalu mengenalkan warna baru tidak hanya hitam dan putih, tetapi juga kuning dan hijau. Karena perbedaan itu indah!
Akhir-akhir ini aku memang ngerasa ada yang salah dalam diri aku. Kayaknya cowok-cowok di kelas tuh pada menganggap aku tuh sama kayak mereka (cowok). Misalnya nih, kalau bercanda, kayak ngebercandain cowok saja, omongannya, kata-kataannya, terus panggilannya. Padahal aku pengen loh mereka nganggep aku wanita. Aku kan pengen diperhatiin juga. Okelah dalam kondisi bercanda ya bercand. Tapi ada batasannya juga loh bercanda sama cewek. Mereka ngerti gak sih kalau aku tuh cewek!
Menurut sahabat-sahabat deket aku sih, aku memang kayak cowok, dari cara jalannya, ngomongnya, sikap, sampe ke cara berpakaian. Emmm...masa sih? Apa sih yang salah sebenarnya?
Kalau aku lihat, aku memang lebih suka yang simpel dan gak ribet, apa itu termasuk sikap cowok? Cara jalanku juga aneh kayak cowok, padahal itu karena aku lagi buru-buru aja. yah.itu sih dari sudut pandang aku.
Biar gimanapun juga, agak sedikit kecewalah, ternyata mereka memandang aku gitu ya. Apa itu alasannya sampai sekarang aku belum punya pacar?
Apa sih yang lagi aku pikirin sekarang!!!
Bukan saatnya untuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan Win!
Pengen deh ada yang marahin aku. Terus yang marahin aku tuh bilang. "lu tuh ngelakuin apa sih Win? Emang salah kalau lu seperti cowok. Itu FASION lu! Dan lu harus bangga dengan itu semua. Ketika lu nanti pun harus mendapatkan seorang kekasih hati lu, ya itu karena dia ngeliat keunikan yang ada dalam diri lu. Bukan kepalsuan yang sengaja lu buat! Lu harus bersyukur sebenarnya, karena lu beda dengan yang lain. Bukannya lu selalu melihat perbedaan itu indah. Lu tahu gak dengan l bersikap kayak gini lu itu udah ngecewain banyak orang. Ngecewain diri lu sendiri terutama. Lu ngebohongin diri lu kalau lu tuh gak mau jadi diri lu sendiri. Coba lu pikir, karakter lu itu terbentuk bukan cuma sehari dua hari win. Tapi udah 21 tahun!"
Dan gua akan ngejawab. " Tapi gua aneh kalau gua gak bisa jadi wanita, karena gua seorang wanita!"
Terus dia akan lebih marah lagi dan bilang. "Kelamin lu itu gak pernah bohong. Lu itu cewek dan akan selamanya begitu. hti lu cewek dan akan selamanya gitu. Dalam kondisi tertentu lu bahkan lebih wania dari siapapun! Apakah dengan lu bisa memasak, lu pantas dibilang wanita? Apakah dengan cara berjalan lu yang melenggak lenggok itu, lantas lu dibilang wanita? Apakah dengan berbusana bunga-bunga dan berwarna pink lu bisa disebut wanita? Lu payah kalau berpikir kayak gitu!"
Selanjutnya aku hanya akan diam dan merenungi semua omelan orang tersebut. Berarti orang ini perhatian dan tulus jadi sahabat aku. Dia berani membuat aku rendah-serendah-rendahnya. Dia berani membuat aku putus asa dan berusaha buat bangkit lagi. Tapi siapakah orng ini?
Aku tidak pernah dimarahin sama Ajeng, Yun, Tinus, Gogo, atau teman-teman yang lain. Apakah mereka tidak serius menjadi sahabatku? Emmm... Lamunanku mulai bercabang kemana-mana. Sebelum semuanya makin rumit. Aku harus segera berhenti menulis nih!
Coretan ini memang tak akan sama dengan apa yang aku rasakan saat ini. Tapi aku mengerti dengan pasti, bahwa ketika aku menulis dan menceritakan apa yang ada dalam pikiranku. Itu berarti aku mendokumentasikan sejarah hidupku. Suatu saat nanti ketika aku sudah cukup dewasa untuk bisa benar-benar menjadi Wanita Anggun yang aku impikan saat ini, itulah detik proklamasiku. Aku akan merdeka dan bebas bercerita bahwa aku dulu bukan wanita anggun, tapi aku ulat dan aku bisa menjadi kupu-kupu.
Untuk sahabat dan teman dekatku. Bukn aku tidak mempercayai kalian, tapi aku mengerti bahwa kalian tidak bisa hanya mengurusi keinginan dan kemauanku. Kalian juga butuh diri kalian untuk menjaga hati kalian. Dan untuk kalian aku akan lebih baik dan berusaha menjadi sahabat yang baik yang akan menjatuhkan kalian ketika kalian sudah terbang terlalu tinggi dan akan menghilang dari bumi.
Terima kasih untuk Allah SWT yang selalu mengenalkan warna baru tidak hanya hitam dan putih, tetapi juga kuning dan hijau. Karena perbedaan itu indah!
Komentar
Posting Komentar