Gadis Dalam Masjid

"Berdoalah! Setidaknya pahala meminta akan kamu kantongi!"

Gadis bermata biru beranjak dari pojok bangku di bawah pohon Tanjung tepat di pinggir halaman masjid. Melangkah melewati lorong yang penuh sesak warga asing. Lekas menuju tempat wudhu wanita. Tidak berapa lama, ada butiran air di wajahnya yang masih tampak sembab.

"Apakah saya diterima di sini?" Tanyanya kepada salah seorang pengurus masjid.

Pengurus masjid tersebut agak terkejut menerima pertanyaan tersebut. Diamatinya gadis berambut hitam ikal sepundak. Pakaiannya bak artis Hollywood papan atas. Mungkin sudah teramat lama masjid tersebut tidak menerima tamu seorang gadis seperti ini.

"Te... n... tu! Tentu! Silahkan! Ruang akhwat melalui tangga di sebelah kanan," katanya setelah berhasil menguasai situasi.

"Terima kasih!" Senyum tipis tersemat di wajah gadis berusia 20-an ini.

Langkahnya sedikit bimbang lantaran melihat cukup banyak jamaah wanita di masjid tersebut. Semua berpakaian tertutup. Ada keraguan dari raut wajahnya.

"Masuklah! Allah sangat Maha Pemaaf. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan di sini," ujar seorang wanita paruh baya menghentikan langkah gadis tersebut untuk kembali turun menapaki anak tangga.

"Saya hanya ingin berdoa. Bolehkah?"

----------------

"Apa doamu? Ibu amati hampir satu jam tanganmu menengadah. Mulutmu berucap tanpa suara. Air matamu menetes tanpa henti. Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya"

Gadis itu hanya membalas dengan senyuman dan berlalu pergi. Menuruni anak tangga. Melewati pintu masjid. Berjalan menapaki halaman masjid yang ditumbuhi banyak pohon Tanjung dan beberapa bangku kayu. Langkahnya masih belum berhenti sampai di pagar terluar masjid. Tepat di pagar masjid, tubuhnya berbalik. Memandangi setiap sudut. Menatap lamat puncak kubah dengan hiasan bulan dan bintang.

"Rumah Tuhan," ucapnya perlahan dengan linangan air mata di kedua pipi.

Tubuh gadis tersebut kembali berbalik. Melanjutkan perjalanan.

"AWAAAASSS!!!" Teriak seorang wanita paruh baya.

Terlambat. Gadis itu sudah terbujur berlumur darah. Sebuah angkutan umum baru saja menghantam gadis kurus tersebut. Tubuhnya terpental sekitar lima meter dari posisi angkutan umum berhenti. Semua orang di sekitar kejadian berlari mendekat termasuk wanita paruh baya itu.

"Kamu? Kamu harus bertahan. Siapa saja tolong panggil ambulance!"

"Doaku adalah pulang dengan ketenangan," genggaman gadis pada tangan wanita paruh baya tersebut terlepas.

----------------

"Aku sungguh mencintaimu. Aku jatuh hati pada kesucian hatimu. Meskipun penampilanmu seperti ini, tetapi kamu masih bisa menjaga dirimu dengan baik. Namun, cintaku pada Tuhanku jauh lebih sungguh-sungguh. Jika Tuhanku tidak membuatmu tersadar maka akupun tidak akan sanggup mengubahmu. Kecuali kamu berusaha dan berdoa. Maafkan aku. Seharusnya ini tidak pernah dimulai. Walaupun aku sangat berharap waktu bisa mengubah keadaan ini," lelaki berbaju koko putih itu berdiri dan pergi menjauh dari bangku di bawah pohon Tanjung tepat di pinggir halaman masjid.

"Apakah aku penuh dengan dosa? Hingga Tuhanmu tidak menyadarkanku?" Mata birunya lekat menahan langkah lelaki itu.

"Berdoalah! Setidaknya pahala meminta akan kamu kantongi!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran