Tidak Lagi Aku Temukan Kamu di Kursi yang Sama


Pagi ini aku kembali ke ruang rutinitas senin hingga jumat. Setelah beberapa hari lalu aku tinggalkan karena keperluan lain di seberang pulau sana. Dan, ketika aku kembali tidak lagi aku temukan kamu di kursi yang sama.

Perbincangan ini bahkan telah hadir berbulan-bulan lalu. Kita akan pergi bersama dan berebut antara aku dan kamu yang lebih dulu. Rasanya lucu, kali ini entah permintaan siapa yang terkabul. Yang pasti, kamu pergi di saat aku tidak ada di sini. Dan, itu menyebalkan.

Ruangan ini menjadi jauh lebih lengang. Kursi itu kosong. Tidak ada lagi wajah sok sibukmu di depan layar komputer atau wajah sok seriusmu menghitung nota-nota pengeluaran. Dan, yang lebih penting, tidak ada lagi yang bisa bebas aku jahili setiap saat.

Setelah sekian lama perbincangan kita kala itu terwujud. Saat itu, kita sudah sepakat dengan alasan pergi dan tetap bertahan sementara waktu. Aku ingat betul, kini sudah tidak ada alasan untukmu tetap tinggal dan bertahan. Lantas aku, berharap alasan untukku tetap tinggal dan bertahan segera terselesaikan. Secepat mungkin. Sekilat yang paling bisa.

Memang ada yang hilang ketika pagi ini aku tidak lagi menemukan kamu di kursi yang sama. Namun, mengilhami atas apa yang terjadi, jadi tidak ada yang perlu disesali. Karena yang terbaik juga bukan tetap tinggal. Meskipun terbersit asaku berangan agar kamu bertahan sedikit lagi sampai terang yang terbaik itu datang.

Untukmu yang akhirnya tidak lagi aku temukan di kursi yang sama. Potongan kisah ini sungguh berharga. Petiklah kedewasaan darinya. Bangun lagi lapangan luas dalam hatimu. Temukan kembali apa yang paling berharga dari hidup ini.

Karena takdir tidak pernah salah. Esok lusa kita pasti akan bercerita dan menertawakan apa yang terjadi hari ini. Kita akan saling memperolok diri. Dan, membanggakan satu sama lain karena pernah begitu bahagia pada perahu yang jelas-jelas berlubang dan nyaris tenggelam dipenuhi air.

Diiringi alunan lagu 'Just the way you are', aku mengerti satu hal, semua kisah ini tentu tidak akan sama jika bukan kamu yang ada di kursi itu. Aku terbawa nostalgia waktu bagaimana awal kisah ini dimulai, berjalan dan akhirnya berakhir.

Waktu kita belum habis hanya karena kisah ini telah berakhir. Kamu, aku, akan kembali berjalan. Lalu menemukan kisah lainnya. Aku rasa akan mudah bagiku. Tapi tidak bagimu yang susah move on itu. Dan, aku ingat kita masih punya janji bersama membuat tas istimewa.

Maka, cepatlah kembali pada pikiranmu yang sehat dan hatimu yang bersahaja. Meskipun akan sulit bagi kita menemukan waktu bersama, tetapi semoga janji itu mengikat kita untuk ingin kembali lagi dan lagi. Walaupun nanti tak banyak kecerewetanku mengisi harimu atau tertawa bahagiamu mengejekku, hidup ini terus berjalan dan mengisi lubang-lubang yang lebar saat ini.

Komentar

  1. Kakaa ajak aku piknik dong:(

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk....piknik kemana put? ayoo..ayoo..haha

      Hapus
  2. Cepat pulang yaa, jangan pergi lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pulangnya harus dijemput, gimana dong? -_-

      Hapus
  3. Ini dalem banget. Serius...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedalam itu juga, lubang ini sudah menganga :(

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran