Si Deadliner

Kapan kamu kapok menunda-nunda pekerjaan? Selalu deadline. Kemarin-kemarin kemana? Kebiasaan deh! Maksudnya apa? Allah kasih kamu waktu yang sama dengan yang lain. Kenapa yang lain tepat waktu sedangkan kamu selalu mepet-mepet.

Kamu pikir kamu siapa? Merasa paling disayang Allah? Hamba Allah yang paling spesial? Umat Nabi Muhammad yang paling taat? Hah? Siapa? Coba siapa? Keturanan bangsawan atau darah biru juga enggak. Heran deh! Masih bisa-bisanya leha-leha tidak memaksimalkan waktu.

Jangan beralasan prioritas. Kamu yang tidak bisa mengatur waktu tidak pantas berkata prioritas. Semuanya prioritas saat menjelang akhir deadline? Kamu saja yang tidak pandai mengelolanya. Walaupun bukan prioritas setidaknya kamu bisa selesaikan semua tugas sebelum pada waktunya.

Sekarang mungkin terlambat. Websitenya sudah drop dan kamu belum upload satupun. Hari terakhir loh. Apa yang akan kamu bilang pada ibumu? Lihat saja, kamu akan menjadi bulan-bulanan amarahnya! Atau dicuekin sekenanya sampai kamu serasa tidak ingin lagi hidup di dunia.

Selalu berharap di detik-detik terakhir, bukankah itu menyesakan dada? Menambah beban stress yang berkepanjangan? Membuat ingin berhenti tetapi takut menyesal. Bisa saja. Hilangkan lagi. Mungkin kali ini kamu enyesal, besok lagi pasti terulang. Kapan berhenti? Apakah itu tabiat? Tidak. Kamu pemalas. Maka, mulai sekarang berhentilah membuang-buang waktumu.

Mengerti!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran