Titipan Rindu
Sudah lebaran kesekian. Rasanya rindu kampung halaman. Terutama keluarga kecil di rumah. Namun, hidup diperantauan tidak semudah itu untuk pulang.
Kalau dipikir-pikir, sayang uang dan waktu. Apalagi suasana lebaran banyak juga yang cari keuntungan. Mumpung-mumpung katanya. Jadi, aku lebih memilih mendatangkan sepucuk surat dengan berlembar-lembar uang ratusan ribu rupiah. Setidaknya bisa menjadi penawar rindu orang rumah. Dan rinduku atas kebahagiaan mereka.
Lebaran kesekian ini, aku ingin yang berbeda. Ooh... sepertinya memang ditakdirkan berbeda. Bukan. Bukan tentang surat dengan berlembar-lembar uang ratusan ribu rupiah. Hal itu sudahku kirimkan di waktu biasa.
Ini ada yang lain. Aku juga ingin pulang. Menyaksikan langsung mereka menerima kiriman dariku. Berarti aku harus lebih dulu sampai sebelum suratnya. Kalau begitu aku harus bergegas.
Tentu, aku anak rantau yang hebat. Selalu tahu cara untuk pulang. Kampung halaman. Rumah. Keluarga kecilku. Aku datang. Iya. Aku pulang untuk selamanya. Akhirnya menyaksikan kirimanku sampai untuk yang terakhir kalinya.
Kalau dipikir-pikir, sayang uang dan waktu. Apalagi suasana lebaran banyak juga yang cari keuntungan. Mumpung-mumpung katanya. Jadi, aku lebih memilih mendatangkan sepucuk surat dengan berlembar-lembar uang ratusan ribu rupiah. Setidaknya bisa menjadi penawar rindu orang rumah. Dan rinduku atas kebahagiaan mereka.
Lebaran kesekian ini, aku ingin yang berbeda. Ooh... sepertinya memang ditakdirkan berbeda. Bukan. Bukan tentang surat dengan berlembar-lembar uang ratusan ribu rupiah. Hal itu sudahku kirimkan di waktu biasa.
Ini ada yang lain. Aku juga ingin pulang. Menyaksikan langsung mereka menerima kiriman dariku. Berarti aku harus lebih dulu sampai sebelum suratnya. Kalau begitu aku harus bergegas.
Tentu, aku anak rantau yang hebat. Selalu tahu cara untuk pulang. Kampung halaman. Rumah. Keluarga kecilku. Aku datang. Iya. Aku pulang untuk selamanya. Akhirnya menyaksikan kirimanku sampai untuk yang terakhir kalinya.
Jadi, akhirnya pulang Winda?
BalasHapusJadi, akhirnya pulang Winda?
BalasHapusMudik mudik..
BalasHapusMengingatkan diriku yang juga tak pernah mudik
BalasHapusMudik mudik kuyyy
BalasHapusJdii pulangnya, Kaak?
BalasHapusPulang yang sebenarnya berpulang...
BalasHapus