Cerita Hujan

Aku tak pernah bisa memilih kepada siapa aku diturunkan. Aku tak sanggup meraba terhadap hati yang mana hadirku disyukurkan. Aku tiada paham dalam pijakan apa aku harus dijatuhkan.

Tenang saja. Aku selalu bersama-sama. Sendiri bukanlah kebiasaanku. Lagi pula sendiri terlalu memilukan dan aku tidak suka. Meskipun terkadang aku sering dikaitkan dengan kesedihan atau air mata kegundahan.

Padahal, sebenarnya aku merupakan karunia langit dan bumi. Denganku jiwa-jiwa layu itu akan bertenaga. Hadirku melarutkan hati-hati letih nan pedih. Bersamaku vitamin ceria anak-anak itu akan muncul. Sederhana yang membahagiakan.

Biarlah yang tak suka padaku mengunci diri selagi aku datang. Abaikan yang tak menginginkanku mengumpat pedas ketika harus aku basahi tubuhnya. Alamatkan saja luka dendam dan benci itu padaku seorang.

Aku tak peduli. Sungguh. Karena Tuhan teramat mengistimewakanku. Aku bahagia disebut-sebut membawa rejeki. Berkali-kali sebutan itu ditujukan padamu. Hanya padaku. Ditambah lagi, aku membawa serta keindahan lain bagi langit dan bumi. Pelangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran