Sekejap Waktu
"Bukankah sudah aku peringatkan bahwa setiap bagian tubuh akan memberi kesaksian?"
Sumpah demi apapun aku tidak berbuat buruk. Sungguh....
"Alat pendeteksi ini buktinya. Semua kesaksian terekam di dalamnya. Sudah jangan lagi berdusta!" Hardik suara itu semakin keras.
Alat pendeteksi baru saja mengeluarkan manuskrip penuh tulisan merah. Warna merah yang berarti emosi kemarahan dan ketidakterimaan terhadap suatu hal. Berlembar-lembar manuskrip keluar dari alat pendeteksi tersebut. Ada geram dan puas. Tawanya semakin terkekeh-kekeh.
Hujan lebat turun bersama gemuruh petir. Ruang berukuran 8 meter x 6 meter mendadak gelap. Alat pendeteksi mati disebabkan listrik yang padam. Ruangan sunyi mencekam. Aku bergidik. Entah apa yang aku lakukan.
Aku tak berdusta. Sungguh telah aku usahakan semampuku. Memberi tanpa pamrih. Berbagi tanpa balas. Menolong tanpa harap kembali. Menunaikan dengan sesempurna yang aku bisa.
Kemudian suasana sepi. Gelapnya teramat pekat. Tidak ada cahaya. Rekanku tak bisa bekerja. Gelap gulita. Hanya ada suara napas yang tidak teratur. Berhembus memburu. Kini aku bergetar hebat.
"Kamu ini benar tidak tahu diri. Akan aku ganti yang hidup itu dengan teknologi imitasi buatanku. Dia akan bekerja baik. Menolak dengan tegas jika kamu berbuat buruk. Apa kamu mengerti?" Teriaknya memecah keheningan.
Ujung syarafku merasakan sensasi aneh. Ada benda dingin dan licin kian lama menempel rekat.
Benda apakah itu? Aku tercekik! Tolonglah... aku tak tahu apapun! Rasanya tak bisa lagi urat nadi ini mengalirkan darah dengan lancar.
Aku tercekat. Tubuhku lemah. Ruas jemariku tak kuasa bergerak. Akal pikiranku sudah melayang berpikir hal yang tidak masuk akal. Tentang surga dan neraka. Tentang amal baik dan buruk. Tentang ibadah dan kezaliman. Rekanku tak kunjung mampu berfungsi. Apakah ini akhirnya?
Tepat ketika telah habis dayaku untuk bertahan. Cahaya kilat datang disusul petir menggelegar. Hanya sekejap. Namun, cukup membuat dahagaku hilang. Untunglah semua hanya pikiranku. Pada waktu sekejap itu aku tahu semua baik-baik saja. Aku bersyukur pada informasi dari rekanku.
"Aku memberikanmu waktu untuk memanfaatkannya dengan baik!"
emm... semacam organ dalam?
BalasHapusHmmm apa ya?
BalasHapusceritanya tangan..hehe
BalasHapus