Si Sepi
Hai sepi! Sini main-main sama aku. Tapi jangan pengaruhi pikiran ini untuk iri pada keramaian. Jangan juga rasuki hati ini sehingga keras tak punya kepedulian.
Kau tahu sepi. Kadang aku mengasihanimu. Dari itu, aku mengajakmu bermain. Namun, kau sering kali jahat sehingga aku tidak berteman kecuali denganmu.
Sementara kita bermain, kau menyibukkan dan membuatku asik dan mulai tidak peduli. Bahkan aku tidak sadar hal itu terjadi. Maka, ketika tersadar aku menjadi sepertimu lalu mengajakmu main kembali.
Aah... Kau memang jahat. Senyum rayuanmu palsu. Berkata sepi menyenangkan dan menenangkan. Nyatanya tidak. Justru aku semakin terperosok jauh dalam kegelapan yang sunyi.
Aku tak tahan tempat itu. Sungguh tidak suka. Jika kau betah di sana, tidak perlu repot membawaku. Aku suka di sini bersama keramaian.
Kau tahu sepi. Kadang aku mengasihanimu. Dari itu, aku mengajakmu bermain. Namun, kau sering kali jahat sehingga aku tidak berteman kecuali denganmu.
Sementara kita bermain, kau menyibukkan dan membuatku asik dan mulai tidak peduli. Bahkan aku tidak sadar hal itu terjadi. Maka, ketika tersadar aku menjadi sepertimu lalu mengajakmu main kembali.
Aah... Kau memang jahat. Senyum rayuanmu palsu. Berkata sepi menyenangkan dan menenangkan. Nyatanya tidak. Justru aku semakin terperosok jauh dalam kegelapan yang sunyi.
Aku tak tahan tempat itu. Sungguh tidak suka. Jika kau betah di sana, tidak perlu repot membawaku. Aku suka di sini bersama keramaian.
Komentar
Posting Komentar