Ibu Tua

Kak, tahukah kamu, sudah seminggu ini ibu tua di pojok jalan buntu itu, yang biasa bertengger duduk di bawah pohon kersen tidak pernah tampak, yang seringkali berbagi tempat duduk dan buah kersen matang dengan kita, yang suka sekali bercerita tentang kampung halaman dan betapa cantik beliau ketika muda.

Aku mulai cemas. Apakah beliau baik-baik saja? Terakhir aku lihat, beliau hanya sedikit berucap. Aneh. Beliau membagi semua bekal makan siang untukku. Beliau berkata, aku harus sehat dan kuat, maka semua makanan harus aku habiskan. Tentu aku habiskan semua makanan. Kakak pasti ingat aku suka makan. Tenang Kak, aku tidak akan lupa berucap terima kasih.

Makananku belum habis, beliau izin untuk pamit dengan mata fokus pada satu arah. Aku susuri kemana mata itu melihat. Ternyata pada keluarga berpagar ukiran kayu jati yang baru saja turun dari mobil Alphard hitam. Beliau lari gapah-gopoh menghampiri mereka. Aku heran. Bukan karena rumah itu tidak berpenghuni dan banyak rumor beredar bahwa rumah tersebut angker, tetapi karena Ibu tua itu ikut masuk ke dalam. Bahkan ketika aku pergi untuk pulang, beliau belum juga keluar dari sana.

Kak, aku semakin takut. Hari ini, aku dapati baju berbau anyir di tempat sampah rumah dengan pagar ukiran kayu jati tersebut. Meskipun berlumur sesuatu, namun masih tersisa sedikit bagian yang bersih. Aku ingat motif itu. Bunga-bunga. Aku yakin ini adalah baju Ibu tua itu. Apa telah terjadi sesuatu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran