Jangkrik Pencari Cinta
Part 2
Sepanjang hari, selama pelajaran
berlangsung di dalam kelas, saat pelajaran olah raga di luar kelas, ketika
istirahat di kantin, dan saat ekstrakulikuler sepak bola, Gril tampak tidak
bersemangat. Hanya menjawab seadanya dan tidak mau diajak berbicara. Sahabat
Gril heran dengan tingkah lakunya hari ini. Ketika sendiri, diam-diam Gril
mengamati foto dan surat itu.
“Gue harus apa?” Tanya Gril pada
dirinya.
Gril semakin putus asa. Tubuhnya
semakin sering ber-metamorf. Beruntung kedua sahabatnya, yang merupakan
teman sejak kecil dan juga tetangganya, sudah tahu bahwa Gril bukan manusia
biasa. Mereka sudah terbiasa melihat dan menyembunyikan kondisi Gril ketika dia
harus secara tiba-tiba ber-metamorf. Meski sangat dekat, Gril masih
belum bisa menceritakan kabar aneh ini. Menjadi manusia normal, itu artinya
akan menjadi seperti mereka dan meninggalkan dunia ajaib Dae yang
penuh kesenangan.
Foto dan surat itu disimpan kembali dalam saku bajunya. Mungkin belum saatnya
untuk memberitahukan ini kepada mereka. Biarkan Gril berpikir ulang tentang
menerima atau membiarkan berlalu ini semua.
Di rumah, Gril masih tidak bersemangat. Papa mengerti kebimbangan yang Gril
rasakan. Meskipun ber-metamorf tidak menyenangkan tetapi ketika
kelebihan tersebut sudah bisa dikendalikan maka segalanya akan jauh lebih baik.
Namun, Gril harus melewati ini untuk membuatnya dewasa.
Keesokan pagi, Gril bangun dengan kue ulang tahun lengkap dengan dua batang
lilin berbentuk angka satu dan tujuh ada dihadapannya. Ternyata Papa sudah
mempersiapkan segala hal ini semalam. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya Papa
dan kedua sahabat Gril akan membangunkan Gril di pagi hari ulang tahunnya
dengan kue ulang tahun di tangan. Namun, hari ini berbeda.
Ada sosok gadis cantik menggenggam seikat bunga berdiri di dekat pintu kamar
Gril. Gadis sederhana dengan seragam putih abu-abu, berhijab, tas ransel coklat
di punggung dan seuntai senyum yang menunjukan gigi putih dan lesung pipi di
sisi pipi kirinya. Gadis bertubuh ramping tersebut melangkah riang mendekati
Gril yang masih terheran melihat keberadaannya.
Komentar
Posting Komentar