Wong Cilik

"Sembako gratis! Sembako gratis!" Mobil pick up dilengkapi pengeras suara melintas di sepanjang jalan kawasan padat penduduk.

"Gratis! Gratis! Graaaattttiiiiiiisssss!" Teriak lelaki dengan handuk melilit kepalanya di sisi pick up yang terbuka.

Dalam sekejap warga tumpah ruah di jalan. Mobil tidak bisa lagi melaju, terhenti dikerumuni manusia segala usia. Tangan-tangan mulai menjamah, menerobos, mengambil barang apa saja yang mampu dicapai. Sekejap barang dalam mobil berpindah tangan dengan kecepatan luar biasa.

Lelaki dengan lilitan handuk masih asik berteriak, membiarkan dengan sengaja satu per satu sembako raib dari mobil. Hanya sunggingan dan kekeh tawa sesekali tidak mampu ditahan. Menyela teriakannya.

Suasana makin panas, ramai, riuh, buncah. Semakin banyak warga berdatangan. Semakin menipis persediaan. Semakin mudah godaan setan. Senggolan. Rebutan. Tarikan. Dorongan. Himpitan. Sesekali tangis menghias bunyi dari alat pengeras suara. Tentu juga teriakan suara lelaki dengan lilitan handuk.

Akhirnya kegaduhan dan kesemerawutan berhenti bersama lemparan gas air mata. Mobil tanpa sembako perlahan meninggalkan kawasan. Hilang pada sisa keramaian.

Keesokan Pagi kepala berita heboh dengan pemberitaaan ratusan warga keracunan di kawasan padat penduduk. Banyak diantara mereka tidak selamat. Sisanya terbagi di ruang ICU atau kamar rawat darurat.

Di tengah ruang ber-AC lantai 27 gedung menara elit, seorang berjas sutra terkekeh dengan Koran di tangan. Di hadapannya telah berdiri lelaki dengan lilitan handuk di kepala puas menerima sekotak tas berukuran 30x30 cm penuh berisi uang.

****

"Silahkan diambil untuk berobat! Tukar dengan identitas penduduk!"

Kali ini amplop putih beredar dalam barisan rapih warga yang berputus asa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran