Perpanjangan Waktu
Tuhan, bolehkah aku hidup lebih lama?
Bagaimana bisa aku meninggalkan dia sendiri melewati sisa masa tuanya sendiri? Bahkan jika aku tidak setega itu, Engkau pun tentu tidak tega padanya. Aku yakin Engkau tidak semengecewakan itu.
Tuhan, bolehkah aku tinggal lebih lama?
Lihatlah bagaimana dunia ini memperlakukannya secara tidak adil. Aku khawatir dia tidak bisa bertahan lagi jika tidak lagi ada yang tinggal di sisi. Engkau tentu berpikir yang sama tentang itu.
Tuhan, bolehkah aku berjuang lebih kuat?
Sungguh aku tidak pernah benar-benar mengerti bagaimana Engkau melebihkan yang satu dibandingkan yang lain. Aku tidak paham kenapa harus ada penindasan dan kekejaman dari sosok sesama manusia. Aku cemas jika tidak berjuang lebih kuat akan menjadi begitu banyak kekacauan di bumi ini.
Tuhan, bolehkah aku mengembalikan semua keinginanku tadi?
Aku telah percaya pada takdir dan ketetapan-Mu. Kreator sempurna tanpa cacat ada pada-Mu. Keinginanku pasti hanya datang dari sudut pandangku, dan itu berarti bisa jadi aku abai mengamati yang lain. Tidaklah cukup pantas bagiku untuk mengubah ini atau itu karena aku bukan yang sebenarnya berkuasa.
Jikapun semua ini perkara perpanjangan waktu. Aku tidak ingin memilikinya. Karena hal itu berarti sepaket kesenangan dan kepedihannya. Aku bahagia pada waktu yang telah ditakdirkan dan ditentukan untukku. Aku percaya segala keistimewaan yang aku miliki adalah tentang Kamu.
Bagaimana bisa aku meninggalkan dia sendiri melewati sisa masa tuanya sendiri? Bahkan jika aku tidak setega itu, Engkau pun tentu tidak tega padanya. Aku yakin Engkau tidak semengecewakan itu.
Tuhan, bolehkah aku tinggal lebih lama?
Lihatlah bagaimana dunia ini memperlakukannya secara tidak adil. Aku khawatir dia tidak bisa bertahan lagi jika tidak lagi ada yang tinggal di sisi. Engkau tentu berpikir yang sama tentang itu.
Tuhan, bolehkah aku berjuang lebih kuat?
Sungguh aku tidak pernah benar-benar mengerti bagaimana Engkau melebihkan yang satu dibandingkan yang lain. Aku tidak paham kenapa harus ada penindasan dan kekejaman dari sosok sesama manusia. Aku cemas jika tidak berjuang lebih kuat akan menjadi begitu banyak kekacauan di bumi ini.
Tuhan, bolehkah aku mengembalikan semua keinginanku tadi?
Aku telah percaya pada takdir dan ketetapan-Mu. Kreator sempurna tanpa cacat ada pada-Mu. Keinginanku pasti hanya datang dari sudut pandangku, dan itu berarti bisa jadi aku abai mengamati yang lain. Tidaklah cukup pantas bagiku untuk mengubah ini atau itu karena aku bukan yang sebenarnya berkuasa.
Jikapun semua ini perkara perpanjangan waktu. Aku tidak ingin memilikinya. Karena hal itu berarti sepaket kesenangan dan kepedihannya. Aku bahagia pada waktu yang telah ditakdirkan dan ditentukan untukku. Aku percaya segala keistimewaan yang aku miliki adalah tentang Kamu.
Komentar
Posting Komentar