Yang Hilang Itu

Keramaian ini sungguh membuatku gugup. Bahkan nyaris takut. Aku pun tidak ingin melumat mentah-mentah tanpa pertimbangan matang. Terutama setelah aku sadar terlalu banyak sihir pada golongan mereka atau mereka yang lain. Meskipun naif jika harus berpura-pura tidak paham kondisi dan situasi.

Semua baik-baik saja. Walaupun beberapa kali aku merasakan gesekan antara golongan itu. Bahkan percikan bunga api sesekali muncul akibat gesekan itu. Namun seperti tidak terjadi apa-apa. Gesekan itu dianggap angin lalu dilupakan sepersekian detik setelah terjadi. Dan tokoh yang terlibat akhirnya menyimpan luka yang tak dianggap dari golongannya maupun golongan yang lain.

Entah bagaimana gesekan itu semakin sering terjadi. Sampai pada akhirnya...

Malam ke-27, di bawah seribu bintang langit bercahaya. Tepat ketika triliunan malaikat turun membawa kabar berita bagi mereka yang didapati sedang taat kepada Sang Pencipta. Tengah malam itu keributan terjadi. Awalnya barisan karangan bunga berjajar rapi. Tulisan semangat dan doa untuk orang terkasih terpatri indah dihias bunga warna-warni. Menjelang sore, ratusan balon memadati. Entah apa maksud dari kedatangan balon-balon tanpa tuan ini. Yang pasti aku terkesima pada tekad dan usaha mereka yang tidak mudah menyerah. Bukankah harapan selalu ada tanpa kecuali?

Garis malam yang makin tegas dibersamai dengan lilin menyala yang tak terhitung jumlahnya. Katanya, lilin perlambang cahaya, harapan dan kepedihan. Iya karena lilin memberi cahaya dengan membakar dirinya sendiri. Tidak hanya itu, seberapa luas lilin mampu memberi cahaya? Sungguh pedih jika diresapi. Namun, aku kembali terkesiap, ini bukan lagi tentang tekad dan usaha mereka yang tidak mudah menyerah. Melainkan pertanda ada hati yang terluka, terbakar.

Aku mengamati. Cukup jauh untuk tidak dikenali. Keramaian ini sungguh membuatku gugup. Bahkan nyaris takut. Aku rindu saat kebersamaan itu. Mungkinkah perdamaian akan tercipta? Tidak selama kita tidak bisa saling mengerti. Bagaimana cinta melahirkan pengorbanan dan kebencian pada akhirnya. Tidak selama kita hanya ingin dimengerti. Bagaimana kisah hubungan ini hilang karena orang  lain yang bisa jadi tanpa sengaja lalu memunculkan rantai-rantai kebencian yang tiada akhir? Sekali lagi tidak, selama yang hilang itu tidak pernah dikembalikan pada tempat semestinya, yang bernama hati...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran