Merasa Konyol
Siang ini, tumben sekali segala pekerjaan sudah selesai aku lakukan. Santai. Justru membuatku bingung harus bagaimana. Lalu jurus jitunya adalah membuka media sosial. Siapa tahu mendapat inspirasi menulis atau ada info menarik lainnya.
Memang medsos tidak akan pernah sepi. Setiap saat akan muncul status-status baru dari yang lucunya minta ampun sampai yang obrolannya berat tingkat dewa. Rasanya membaca tulisan itu, membuat kita paham bagaimana karakter orang yang menulisnya. Walaupun lebih ahli mereka yang memang fokus bergelut pada bidang tersebut. Iya, anggaplah ini kesoktahuan anak yang lagi gak ada kerjaan.
Satu demi satu, aku susuri kabar berita ter-update dari teman-teman medsosku. Lumayan untuk menghilangkan sedikit rasa lapar yang mulai menjalar. Maklum, baru beberapa hari puasa di bulan Ramadhan, masih keinget kebiasaan lalu.
Sampai pada status seseorang yang nge-share video dengan caption 'Oksigen mana oksigen'. Itu mengundang tanya apalagi bagi orang yang sedang senggang sepertiku. Aku berhenti pada statusnya. Beberapa saat kemudian, loading video mulai memutarkan video tersebut. Dan ternyata...
Video K-drama itu mempromosikan serial terbarunya yang entahlah tidak aku pahami karena tidak aku selesaikan pemutaran video tersebut hingga akhir. Karena di waktu putaran pertama, video tersebut hanya memamerkan tubuh-tubuh atletis pemainnya. Yang lebih menarik adalah melihat kolom komentar dari netizen. Rata-rata mereka merupakan kaum hawa penyuka K-drama.
Bisa dibayangkan antusiasme mereka menonton tubuh-tubuh atletis itu. Banyak yang berkomentar histeris dan jatuh cinta pada tokoh-tokohnya. Rasanya lucu bercampur geli membaca komentar tersebut. Aku jadi semakin yakin, bahwa mudah sekali memporak-porandakan perilaku wanita. Cukup suguhkan keromantisan yang dibalut ketampanan. Selebihnya biarkan otak mereka menambahkan bumbu manis dengan khayalan-khayalan perasaannya yang sensitif.
Ternyata, sungguh wanita adalah makhluk yang lemah. Terhadap pandangan dan keinginan pada kelembutan beserta kemanjaannya. Aku pikir, kita sepakat, yang paling konsumtif tentu wanita, paling mudah terprovokasi tentu wanita dan yang paling mudah terbujuk rayu juga wanita.
Aku merasa konyol, bukan karena aku seorang wanita. Namun, karena perusak wanita tidak pernah layak mendapatkan perhatian seperti ini dari wanita manapun. Bukankah kami, wanita seharusnya dijaga seperti intan berlian? Bukan justru dirusak demi kemewahan atau niat busuk lainnya. Ingat, bahwa melalui kamilah generasi penerus manusia akan terjaga. Maka jagalah kami. Karena lemahnya kami tidak pernah tahu bahwa kami adalah perhiasan itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar