April
"Aku tidak akan kalah dengan September. Yang selalu digadang sebagai bulan ceria." April bergegas. Mencampur cairan kuning dan merah.
"Ramuan ini akan membuat kalian ceria sekaligus menantang. Aku tambahkan sedikit campuran biru agar kalian terkenang padaku selamanya," senyum April dengan tabung cairan coklat yang merupakan percampuran ketiga warna tersebut di tangan.
Sejurus kemudian, April mengemas tabung tersebut. Bibirnya tidak pernah terlepas dari senyum kepuasan dan angannya tidak pernah berhenti memprediksi hasil mega karya teranyar.
April yakin tahun ini adalah dia yang paling mencetak sejarah. Bukan lagi Agustus, September atau Desember. Bahkan beberapa warna merah sudah tersemat cantik merayu para petualang.
"April, apakah kamu sudah siap?" Tanya ketua Tahun 2017.
"Tentu! Ini pasti akan berhasil. Bimbimbap!"
Dengan penuh keyakinan April menuang seluruh cairan coklat tanpa sisa ke dalam wadah berbentuk setengah lingkaran bertuliskan 'NASIB'. Air dalam wadah bereaksi membentuk putaran arus.
Cairan coklat perlahan masuk pada inti pusara mengubah air dalam wadah. Bertahap dalam hitungan detik air dalam wadah kembali jernih dan tenang. Kini air tersebut merefleksikan ribuan manusia yang sedang beraktifitas.
Di salah satu sisi wadah berbaris urutan angka dari 1 hingga 30. Senyum semangat April merekah. Sinar matanya optimis penuh rencana.
"Bersiaplah! Aku akan mulai segera!" Ujung jemari telunjuknya menyentuh beberapa angka.
1 April 2017, Ponorogo menangis. Longsor yang terjadi menyebabkan sedikitnya 23 rumah tertimbun dan rata dengan tanah. Ada warga terkubur hidup-hidup dan banyak yang terluka. Longsor, apakah salah alam atau ulah manusia?
11 April 2017, lihat siapa yang paling banyak musuhnya, maka merekalah si penegak keadilan. Apapun akan dilakukan demi kekuasaan dan harta. Bahkan mencelakakan orang lain dengan menyiram air keras. Apakah kebenaran masih bisa tegak?
14 April 2017, berkunjung ke tempat wisata. Menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang terkasih. Melakukan yang belum pernah dilakukan. Menemui hal yang sudah direncanakan. Apakah kebahagiaan ini fana?
19 April 2017, yang tertakdirkan menang telah jelas dalam janji-Nya. Bukti bahwa hanya kepada-Nya kita berserah merupakan hal hakiki. Apakah masih ada keraguan pada-Nya?
21 April 2017, Kartini kita bukan fiminisme, melainkan emansipasi perjuangan pada kesetaraan hal yang mendasar. Salah satunya kesempatan dalam penyamaan ibadah. Apakah wanita telah sebenar-benarnya memposisikan diri sebagai wanita seutuhnya?
24 April 2017, perjalanan isra mi'raj mungkin terdengar seperti dongeng. Beberapa menerjemahkannya sebagai teori relativitas. Hanya dengan kacamata Iman setiap detik kejadiannya adalah pelajaran dan tuntunan. Apakah sama orang-orang beriman dengan yang tidak?
27 April 2017, kematian merupakan kepastian. Hanya menunggu waktu sampai tiba saat misteri itu datang. Nikmat ketika kematian datang tidak banyak beban dosa yang dipikul. Semua bergantung pada amal kebajikan yang dipersiapkan. Apakah telah sempurna perbekalan kita?
28 April 2017, maklumat untuk materi ceramah agar tidak berunsur politik praktis. Pemimpin bangsa ini seperti sedang ketakutan. Melarang ini dan itu. Panik dengan pikiran negatif sendiri atau hasutan orang lain. Apakah kemerdekaan kini mulai terpasung dengan jaring tipis tak kasat mata namun mematikan?
30 April 2017, ditinggalkan atau meninggalkan bukanlah tentang pilihan, tetapi tentang pergantian waktu kejadian. Tidak ada yang lebih menyenangkan. Hanya kelapangan dan kesabaran yang layak untuk diperjuangkan. Selebihnya percaya saja akan ada keindahan dan kebaikan setelah itu. Apakah masih banyak persediaan tangis dan tawa?
"Apa kamu puas dengan semuanya?" Tanya ketua Tahun 2017 membuyarkan konsentrasi April pada air dalam wadah.
April mengangguk yakin masih menatap lekat ribuan manusia. Senyum kebanggaannya masih belum luntur. Ditambah matanya berkaca-kaca sekarang.
"Sudah aku lengkapi usahaku. Aku bangga pada ribuan manusia ini," ujar April yang tanpa sengaja meneteskan air mata ke dalam wadah.
Air mata itu larut tak berbekas pada air dalam wadah. April menjauh pergi dari wadah 'NASIB'. Gilirannya sudah habis. Berganti Mei yang akan beraksi. Di waktu senggang itu, ribuan manusia berucap syukur. Hujan datang menghapus lelah dan luka yang bersemayam di dada. Tidakkah air hujan menyucikanmu dari hal-hal buruk dalam jiwa?
"Mei, apakah kamu sudah siap?" Tanya ketua Tahun 2017.
"Ramuan ini akan membuat kalian ceria sekaligus menantang. Aku tambahkan sedikit campuran biru agar kalian terkenang padaku selamanya," senyum April dengan tabung cairan coklat yang merupakan percampuran ketiga warna tersebut di tangan.
Sejurus kemudian, April mengemas tabung tersebut. Bibirnya tidak pernah terlepas dari senyum kepuasan dan angannya tidak pernah berhenti memprediksi hasil mega karya teranyar.
April yakin tahun ini adalah dia yang paling mencetak sejarah. Bukan lagi Agustus, September atau Desember. Bahkan beberapa warna merah sudah tersemat cantik merayu para petualang.
"April, apakah kamu sudah siap?" Tanya ketua Tahun 2017.
"Tentu! Ini pasti akan berhasil. Bimbimbap!"
Dengan penuh keyakinan April menuang seluruh cairan coklat tanpa sisa ke dalam wadah berbentuk setengah lingkaran bertuliskan 'NASIB'. Air dalam wadah bereaksi membentuk putaran arus.
Cairan coklat perlahan masuk pada inti pusara mengubah air dalam wadah. Bertahap dalam hitungan detik air dalam wadah kembali jernih dan tenang. Kini air tersebut merefleksikan ribuan manusia yang sedang beraktifitas.
Di salah satu sisi wadah berbaris urutan angka dari 1 hingga 30. Senyum semangat April merekah. Sinar matanya optimis penuh rencana.
"Bersiaplah! Aku akan mulai segera!" Ujung jemari telunjuknya menyentuh beberapa angka.
1 April 2017, Ponorogo menangis. Longsor yang terjadi menyebabkan sedikitnya 23 rumah tertimbun dan rata dengan tanah. Ada warga terkubur hidup-hidup dan banyak yang terluka. Longsor, apakah salah alam atau ulah manusia?
11 April 2017, lihat siapa yang paling banyak musuhnya, maka merekalah si penegak keadilan. Apapun akan dilakukan demi kekuasaan dan harta. Bahkan mencelakakan orang lain dengan menyiram air keras. Apakah kebenaran masih bisa tegak?
14 April 2017, berkunjung ke tempat wisata. Menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang terkasih. Melakukan yang belum pernah dilakukan. Menemui hal yang sudah direncanakan. Apakah kebahagiaan ini fana?
19 April 2017, yang tertakdirkan menang telah jelas dalam janji-Nya. Bukti bahwa hanya kepada-Nya kita berserah merupakan hal hakiki. Apakah masih ada keraguan pada-Nya?
21 April 2017, Kartini kita bukan fiminisme, melainkan emansipasi perjuangan pada kesetaraan hal yang mendasar. Salah satunya kesempatan dalam penyamaan ibadah. Apakah wanita telah sebenar-benarnya memposisikan diri sebagai wanita seutuhnya?
24 April 2017, perjalanan isra mi'raj mungkin terdengar seperti dongeng. Beberapa menerjemahkannya sebagai teori relativitas. Hanya dengan kacamata Iman setiap detik kejadiannya adalah pelajaran dan tuntunan. Apakah sama orang-orang beriman dengan yang tidak?
27 April 2017, kematian merupakan kepastian. Hanya menunggu waktu sampai tiba saat misteri itu datang. Nikmat ketika kematian datang tidak banyak beban dosa yang dipikul. Semua bergantung pada amal kebajikan yang dipersiapkan. Apakah telah sempurna perbekalan kita?
28 April 2017, maklumat untuk materi ceramah agar tidak berunsur politik praktis. Pemimpin bangsa ini seperti sedang ketakutan. Melarang ini dan itu. Panik dengan pikiran negatif sendiri atau hasutan orang lain. Apakah kemerdekaan kini mulai terpasung dengan jaring tipis tak kasat mata namun mematikan?
30 April 2017, ditinggalkan atau meninggalkan bukanlah tentang pilihan, tetapi tentang pergantian waktu kejadian. Tidak ada yang lebih menyenangkan. Hanya kelapangan dan kesabaran yang layak untuk diperjuangkan. Selebihnya percaya saja akan ada keindahan dan kebaikan setelah itu. Apakah masih banyak persediaan tangis dan tawa?
"Apa kamu puas dengan semuanya?" Tanya ketua Tahun 2017 membuyarkan konsentrasi April pada air dalam wadah.
April mengangguk yakin masih menatap lekat ribuan manusia. Senyum kebanggaannya masih belum luntur. Ditambah matanya berkaca-kaca sekarang.
"Sudah aku lengkapi usahaku. Aku bangga pada ribuan manusia ini," ujar April yang tanpa sengaja meneteskan air mata ke dalam wadah.
Air mata itu larut tak berbekas pada air dalam wadah. April menjauh pergi dari wadah 'NASIB'. Gilirannya sudah habis. Berganti Mei yang akan beraksi. Di waktu senggang itu, ribuan manusia berucap syukur. Hujan datang menghapus lelah dan luka yang bersemayam di dada. Tidakkah air hujan menyucikanmu dari hal-hal buruk dalam jiwa?
"Mei, apakah kamu sudah siap?" Tanya ketua Tahun 2017.
Komentar
Posting Komentar