Layang-Layang Biru

Guntur menyambar beberapa pohon besar di areal persawahan paling ujung bawah dari Sulawesi Tenggara. Seluruh warga menutup rapat-rapat jendela dan pintu. Berlindung di antara selimut. Saling mengapit antara anggota keluarga. Mengelilingi perapian karena listrik sudah padam sejak adanya pemberitahuan akan ada badai.

Perasaan getir hinggap di jiwa para orang tua. Gusar pada badai yang kian mengerikan. Beberapa kali jendela dan pintu tertampar berbagai benda yang terombang-ambing angin. Beberapa kali jerit tangis bocah terdengar sedetik setelah pecahnya bunyi petir yang menggelegar.

"Ayah, kapan badai akan berhenti? Lulu takut," gemetar suara bocah berusia 6 tahun ini sambil mendekap Rudi yang berada di sampingnya.

"Sebentar lagi, sayang. Bagaimana kalau Ayah ceritakan kisah yang kamu sukai?"

"Layang-Layang Biru! Lulu suka layang-layang biru!" Jawab Lulu senang.

"Baiklah, Ayah ceritakan lagi kisah Layang-layang Biru. Dahulu di desa kita, Desa Mabolu, hidup sepasang kakek dan nenek...."

"AAAAA...."

Teriakan seorang wanita dari bilik dapur menghentikan paksa cerita Rudi yang baru dimulai. Sontak Rudi bergegas menuju sumber suara, menggendong Lulu tanpa permisi.

"Ada apa, Bu?"

"I-i-ituuu, Yah!" Jari telunjuknya gemetar menunjuk pada lantai yang retak. Menyisakan garis panjang yang menganga.

Sebelum mereka sempat menguasai keadaan, kilat petir disambung bunyi ledakan membuyarkan lamunan. Lulu menangis kencang. Suara gaduh warga lain samar-samar mulai terdengar jelas.

"Kebakaran... kebakaran.... Ayoo... semuanya keluar!"

Tok tok tok....

"Pak Rudi dan keluarga, ayo keluar ada kebakaran besar!" Salah seorang warga dengan tergesa-gesa menyampaikan informasi.

Bergegas mereka meninggalkan garis panjang menganga. Berlari sambil bergandengan tangan. Membuka pintu dan menerobos hujan yang masih lebat. Ternyata telah banyak warga di luar. Berhamburan menuju balai desa. Meninggalkan kobaran api besar di belakang.

Suasana makin rumit. Beberapa orang terpeleset karena tanah liat menjadi licin sehingga nyaris terinjak-injak. Beberapa ibu kehilangan anaknya yang tertinggal. Beberapa orang yang sudah tua renta bersikeras menetap di dalam rumah. Sementara api terus menjalar, kilat dan guntur bersahutan tiara henti.

"Alam murka!!!" Pekik sepuh penasehat desa.

"Ampunilah kami Tuhan...." Banyak warga mulai melantunkan kalam-kalam Ilahi dan berdoa keselamatan tanpa henti. Begitupun Rudi dan keluarga.

Balai desa penuh. Warga yang tidak dapat masuk beralih pada masjid tua di sampingnya. Kepala desa berusaha mengendalikan kepanikan melalui pengeras suara.

Tiba-tiba kilat petir disambung gelegar bunyi gemuruh mencekam suasana. Tanah bergetar. Foto-foto di dinding bergoyang hebat. Bahkan beberapa jatuh dan pecah. Warga panik menerima guncangan yang mengombang-ambing seisi ruangan.

Kemudian lantai mulai retak dan terbelah. Dalam dan panjang. Lantai yang terbelah saling menjauh membentuk jurang curam. Goncangan maha dahsyat membuat banyak warga terjatuh pada jurang tersebut.

--------

Layang-layang biru melayang cantik di langit biru yang cerah. Meliuk ke kanan dan ke kiri mengikuti hempasan angin. Sesekali benangnya harus diulur agar terbang semakin tinggi. Atau terkadang benangnya harus ditarik kencang agar tidak hilang kendali terbius rayuan angin.

"Ketika Bunda masih kecil, kakek sering bercerita kisah Layang-Layang Biru. Katanya dulu ada sepasang kakek dan nenek yang saling mencintai. Si Nenek lebih dahulu dipanggil Sang Khalik dan si Kakek teramat rindu untuk tetap bertahan hidup sendiri. Akhirnya si Kakek tidak pernah berhenti melayangkan layang-layang biru agar segala rindunya tersampaikan."

"Bunda rindu Kakek ya?" Tanya bocah lelaki yang matanya tak pernah berhenti mengagumi liukan layang-layang biru.

"Sejak hari kelabu itu hingga saat ini. Sejak Desa Mabolu masih menjadi bagian dari Sulawesi hingga kini terpisah pada Pulau Manu. Pengasingan yang diciptakan Tuhan agar tidak ada lagi ketamakan dunia," ujarnya.

'Sejak hari kelabu itu, Lulu teramat rindu pada Ayah dan Ibu'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran