Mengertilah, Aku Butuh Lebih Banyak Waktu
Maafkan aku! Ketika kamu datang membawa cinta. Aku tidak menyambutmu dengan hangat. Aku justru menghardikmu kuat-kuat. Memaksamu pergi ke sudut ruang hatiku.
Meskipun masih di dalam ruang hatiku. Namun, aku letakan kamu jauh pada hitungan kesekian. Bahkan presensiku tidak pernah sampai pada urutanmu. Meski demikian aku tetap menyimpanmu. Membiarkanmu berangsur naik pada urutan agak atas.
Mungkin aku terlihat kejam. Tetapi percayalah aku tidak sekejam itu. Aku pun berusaha bersikap seadil mungkin terhadapmu. Kamu tahu kenapa? Karena firasatku berkata cinta yang kamu bawa berbeda.
Bersabarlah sebentar! Jangan bernafsu pergi sebelum kamu mengenal ruang-ruang pesakitan di hatiku. Atau taman-taman megah yang aku sengaja bangun khusus untuk seseorang. Aku masih berharap kamu tinggal lebih lama. Karena ada bisikan bahwa seseorang itu kamu. Walaupun di sisi lain separuh jiwaku mengingatkan untuk terus waspada.
Mengertilah, bahwa aku butuh lebih banyak waktu untuk melawan separuh jiwa waspadaku. Setidaknya membuktikan kewaspadaan itu bukan untukmu. Aku pun berjuang menggugurkan kekhawatiran ini. Karena aku pernah merasakan patah hati tidak sebercanda itu.
Jadi, bisakah kamu lebih kuat? Bertahan dan mempertahankan? Berangsur merangkak dan perlahan berdiri? Hingga aku tidak sadar bahwa kamu sudah menjadi sang pemilik hati.
Sampai saat itu tiba, tetaplah di ruang hati. Walau tidak pernah terpresensi tapi gunakan itu untuk menjelajahi ruang hati. Mungkin cintamu bisa melebur dalam larutan waktu. Menjadikanmu bukan lagi virus atau bakteri yang harus dihancurkan antibodi. Lantas malah menjadikanmu air yang diam-diam menghidupi.
Meskipun masih di dalam ruang hatiku. Namun, aku letakan kamu jauh pada hitungan kesekian. Bahkan presensiku tidak pernah sampai pada urutanmu. Meski demikian aku tetap menyimpanmu. Membiarkanmu berangsur naik pada urutan agak atas.
Mungkin aku terlihat kejam. Tetapi percayalah aku tidak sekejam itu. Aku pun berusaha bersikap seadil mungkin terhadapmu. Kamu tahu kenapa? Karena firasatku berkata cinta yang kamu bawa berbeda.
Bersabarlah sebentar! Jangan bernafsu pergi sebelum kamu mengenal ruang-ruang pesakitan di hatiku. Atau taman-taman megah yang aku sengaja bangun khusus untuk seseorang. Aku masih berharap kamu tinggal lebih lama. Karena ada bisikan bahwa seseorang itu kamu. Walaupun di sisi lain separuh jiwaku mengingatkan untuk terus waspada.
Mengertilah, bahwa aku butuh lebih banyak waktu untuk melawan separuh jiwa waspadaku. Setidaknya membuktikan kewaspadaan itu bukan untukmu. Aku pun berjuang menggugurkan kekhawatiran ini. Karena aku pernah merasakan patah hati tidak sebercanda itu.
Jadi, bisakah kamu lebih kuat? Bertahan dan mempertahankan? Berangsur merangkak dan perlahan berdiri? Hingga aku tidak sadar bahwa kamu sudah menjadi sang pemilik hati.
Sampai saat itu tiba, tetaplah di ruang hati. Walau tidak pernah terpresensi tapi gunakan itu untuk menjelajahi ruang hati. Mungkin cintamu bisa melebur dalam larutan waktu. Menjadikanmu bukan lagi virus atau bakteri yang harus dihancurkan antibodi. Lantas malah menjadikanmu air yang diam-diam menghidupi.
Ini ... syarat makna.
BalasHapusHati butuh waktu untuk menerima ya.
Ini ... syarat makna.
BalasHapusHati butuh waktu untuk menerima ya.
Cinta menyusup pelan-pelan untuk menguasai hati
BalasHapus:)
BalasHapus