Riak

Masih membekas dalam ingatan. Air jernih ini berubah menjadi merah segar. Berbau anyir. Terkadang menyembul pekat gumpalan yang tak berhasil terlarutkan.

Bukan hanya sekali ini terjadi. Waktu itu juga pernah. Waktu aku masih belum bisa membedakan wajah malaikat yang berhati iblis. Begitu juga wajah iblis yang berhati malaikat. Sampai sosok itu muncul.

Wajahnya sungguh bersahaja. Ramah dan tatapannya tidak mengintimidasi. Dilihat dari berbagai sudut hanya ada kelembutan serta kesederhanaan. Sementara sosok satunya berbeda jauh.

Garang, menakutkan, suaranya lantang saat berbicara, pendapatnya keras tanpa tapi dan jauh dari kata friendly. Hingga kami tiba di persimpangan aliran. Aliran dengan air jernih lagi tenang. Setelah cukup lelah berjalan. Bahan makanan mulai tidak tersisa. Pakaian yang basah akibat keringat, berkali-kali kering alami.

Akhirnya jubah kepalsuan kami luntur tanpa kecuali. Menyisakan nafsu hewani tak terkendali. Kami memakan apa saja. Merobek daging siapa saja. Bahkan lupa bahwa ada pertalian saudara diantara kami.

Beruntung aku tidak berdaging. Tidak pula memiliki nafsu hewani. Aku tersemat kokoh melingkari leher. Bahkan seringkali diperebutkan dan berpindah tangan.

Meskipun demikian, ketika itu aku bahkan tidak dipandang. Kami, kecuali aku, masih saling menusuk, membunuh. Perlahan semakin brutal membuat air jernih aliran itu keruh.

Kemudian hanya tampak bayangan pada riak dimana aku tenggelam. Mereka hanya tahu bertahan untuk diri sendiri. Wajah malaikat katanya.

Sekarang riak itu kembali terjadi, aku diketemukan. Dengan air jernih yang berubah merah segar. Wajah iblis katanya. Justru membawa ketegasan yang berpegang teguh pada pedoman dan aturan Ilahi.

Gumpalan pekat merah itu adalah darah kebatilan. Darah keangkuhan dan kemunafikan. Aliran air jernih lagi tenang ini kembali beriak. Untuk memantulkan bayangan berhati mulia.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran