Adegan
Gelap. Kemudian muncul kertas bertuliskan sesuatu. Aku melihat dan sepertinya membaca tulisan tersebut. Tulisan yang begitu indah. Hatiku merasakan ketenangan setelah membacanya. Aku sama sekali tidak ingat apa isi tulisan itu. Namun, aku yakin sesuatu yang berkaitan dengan tulisan akan menjadi bagian penting dalam hidupku mulai saat ini.
-----------------
Suasana ruangan terang benderang terlihat. Banyak orang di sini. Beberapa sibuk mondar-mandir bersalaman. Beberapa mengobrol santai dan ada pula yang sibuk berfoto ria. Selanjutnya pandanganku tertuju pada wanita yang aku kenal setahun terakhir ini. Wanita berkacamata dengan kulit putih, usianya lebih dari tiga tahun di atasku. Wajahnya bersahaja dan berpikiran dewasa. Meskipun baru empat bulan terakhir ini kami dekat, aku tahu dia wanita hebat dan tangguh. Aku suka berbagi pemikiranku dengannya. Bahkan di ruangan ini aku ingat kami saling berpelukan, berdoa dan berucap terima kasih serta berjanji akan menjadi dua wanita sukses bersama di masa depan.
Di sampingnya berdiri seorang ibu. Aku ingat wajah itu. Meskipun kita baru berkenalan di ruangan ini tetapi aku tahu beliau adalah seorang ibu yang bekerja keras demi anak-anaknya. Bahkan untuk seusianya, dia masih energik sepertiku.
Wanita dihadapanku tersenyum sumringah. Dia menyambut kedatanganku. Sementara ibu di sampingnya menoleh dan ikut juga tersenyum. Kemudian dia mengangkat sebuah panggilan.
------------------
Malam. Tidak terlihat bulan dan bintang, hanya ada lampu di sepanjang tembok pembatas. Di atas tembok setinggi pinggang tertanam bunga-bunga. Tidak cukup terang untuk mengenali apa warnanya. Namun sirat temaram cukup membuatku tahu itu adalah tanaman berbunga.
Aku dengar suara di seberang telepon berkata bahwa dia ada di salah satu mesjid terkenal di Jakarta Timur. Suara wanita bersahaja. Aku pasti hendak menemuinya. Aku katakan bahwa aku akan segera datang menghampirinya di sana. Aku memintanya untuk menunggu sebentar. Aku tutup panggilan tersebut.
Aku menatap lagi ke depan, lebih fokus. Sepi. Sunyi. Hanya ada beberapa jajaran besi cukup panjang tertancap di tanah. Tentu ini berfungsi untuk duduk walaupun tidak ada sandaran yang membuatnya layak disebut sebagai bangku. Tidak berjarak terlalu jauh, ada lubang jalur besar memanjang hingga ke sampingku. Kedua ujungnya masih jauh sepanjang cakrawala. Lubang itu berisi banyak batu kerikil dan sepasang baja tebal dengan jajaran kayu di antaranya. Aku paham berada dimana sekarang.
Aku kembali tersadar untuk segera bergegas menuju mesjid. Ada yang menungguku di sana. Aku berjalan lebih cepat tetapi tidak sampai berlari, mengingat aku mengenakan rok panjang sehingga jarak langkahku terbatas.
Kemudian langkahku terhenti. Ada lelaki sedang duduk cukup jauh dari tempatku berdiri. Lelaki itu menutup wajah dengan kedua telapak tangan yang bertumpu pada paha. Sedikit merunduk. Meskipun sedang duduk aku tahu lelaki ini pasti bertubuh tinggi karena lekukan kakinya yang panjang.
Lelaki tersebut menoleh ketika mengetahui keberadaanku. Wajahnya tidak jelas. Tidak ada cukup cahaya untuk menatap persis rupa dan bentuk wajahnya. Aku hanya memahami kelelahan yang sangat sedang melandanya.
Aku melihat sekitar. Ada dua tas ransel besar bersandar di pojok tembok pembatas tidak jauh dari kami. Pasti itu miliknya karena tidak ada lagi orang selain kami. Mungkin dia habis bepergian dan begitu kelelahan. Aku memberi saran agar dia beristirahat di pojok dekat tasnya berada. Dibandingkan menuruti saranku, lelaki ini lebih senang bertanya arah tujuanku.
Aku menjawab pertanyaanya singkat. Lantas beranjak pergi lagi tergesa. Langkahku kembali tertahan karena ucapan lelaki itu. Ucapannya sederhana. Memintaku untuk berhati-hati. Aku membalas dengan anggukan.
-----------------
Mataku terbuka. Aku lihat langit-langit dengan satu lampu menggantung kokoh. Aku menarik napas panjang. Sekali lagi aku tarik napas panjang. Aku biarkan semua kesadaranku datang. Apakah ini hasil dari bermusyarawah kepada-Mu? Seketika badai kebingungan melanda pikiranku hingga saat ini.
Manis tulisannya mbak...
BalasHapusTapi, masih banyak teka-teki yang tersisa...
Good Job!
Okeh Kang..
HapusAkan belajar lebih giat \o/\o/\o/