Idealisme Ini Milik Siapa?
Kami tidak akan gentar. Bahkan mundur semilipun kami menolak. Meski banyak belenggu yang kalian ciptakan untuk menawan kami, tak rela kami hanya diam. Kami tahu dimana keberpihakan kami harus disimpan.
Bukan hanya tak berperikemanusiaan. Kekuasaan rela kalian Tuhan kan. Apa begini cara kalian mengajari kami arti kehidupan sesungguhnya?
Keringat kami kalian peras. Pikiran kami kalian manipulasi. Hidup kami kalian atur. Katanya atas nama mendidik. Memberi pendidikan yang benar.
Pendidikan seperti apa? Kami yang berusaha menemukan jati diri dibilang nakal dan tak tahu aturan. Kami yang berusaha memahami arti kerja keras kalian tertawai dengan uang yang tidak seberapa. Diumbar hingga pelosok negeri. Ini lebih menyakitkan dari pada hidup di pinggir sungai yang tanahnya mungkin longsor tersedimentasi.
Ini mendidik seperti apa? Dengan kata kalian buat syaraf otak kami mati. Dengan membuat kami rendah sekali maka kami akan patuh seperti peliharaan. Atau dengan tipuan licik, diam-diam membakar akan memadamkan semangat kami.
Tidak. Tidak akan pernah. Idealisme kami belum tergadai. Mungkin kami tak sanggup menghadang di jalan tapi kami punya peluru yang lebih mematikan. Mungkin bom kami tak sanggup menembus dinding-dinding besi kalian tapi anak panah kata kami akan melesat bersama udara yang kalian hirup.
Lihatlah kami memulai! Kami tidak takut! Generasi kami belum mati! Karena idealisme ini masih milik kami!
Bukan hanya tak berperikemanusiaan. Kekuasaan rela kalian Tuhan kan. Apa begini cara kalian mengajari kami arti kehidupan sesungguhnya?
Keringat kami kalian peras. Pikiran kami kalian manipulasi. Hidup kami kalian atur. Katanya atas nama mendidik. Memberi pendidikan yang benar.
Pendidikan seperti apa? Kami yang berusaha menemukan jati diri dibilang nakal dan tak tahu aturan. Kami yang berusaha memahami arti kerja keras kalian tertawai dengan uang yang tidak seberapa. Diumbar hingga pelosok negeri. Ini lebih menyakitkan dari pada hidup di pinggir sungai yang tanahnya mungkin longsor tersedimentasi.
Ini mendidik seperti apa? Dengan kata kalian buat syaraf otak kami mati. Dengan membuat kami rendah sekali maka kami akan patuh seperti peliharaan. Atau dengan tipuan licik, diam-diam membakar akan memadamkan semangat kami.
Tidak. Tidak akan pernah. Idealisme kami belum tergadai. Mungkin kami tak sanggup menghadang di jalan tapi kami punya peluru yang lebih mematikan. Mungkin bom kami tak sanggup menembus dinding-dinding besi kalian tapi anak panah kata kami akan melesat bersama udara yang kalian hirup.
Lihatlah kami memulai! Kami tidak takut! Generasi kami belum mati! Karena idealisme ini masih milik kami!
Kadang kita terbelenggu dalam idealisme yang dipunya. Tanpa ada kebebasan mengekspresikan dan mengambil keputusan sesuai hati nurani.
BalasHapusIdealisme justru datang dari pemikiran ide, hal realistis yang banyak terjadi tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi. Tokoh-tokoh besar pun berangkat dari seorang idealis, Soekarno, Mahatma Gandhi, Socrates. Tentu pemikiran ide ini datang dari gejolak hati :)
Hapus