Woman's Room
Berbicara tentang wanita pasti yang terlintas pertama kali adalah simbol cinta. Wanita yang identik dengan kasih sayang dan kelembutannya akan selalu dikaitkan dengan cinta, terutama cinta pertama. Ketertarikan tersendiri bagi saya, yang juga seorang wanita, untuk membicarakan cinta pertama dari seorang wanita.
Cinta pertama. Seperti banyak diceritakan orang, bahwa cinta pertama adalah cinta paling tulus dan murni. Cinta pertama tidak mengharapkan pamrih dan mengalir begitu saja seperti darah dalam tubuh. Cinta pertama juga meninggalkan kesan paling mendalam yang akan sulit untuk dilupakan. Penggambaran cinta paling hakiki tentu saja cinta Tuhan kepada hambanya. Jika kamu juga wanita, siapakah cinta pertamamu?
Semestinya bagi wanita, cinta pertamanya tentulah sang ayah. Ayah merupakan lelaki pertama yang mengajarkan bagaimana berperilaku kepada laki-laki sedarah (keluarga atau muhrim) dan yang bukan muhrim. Ayah juga yang mengajarkan bagaimana menjaga harga diri dan kehormatan sebagai wanita. Ayah mendidik agar wanita harus bersikap mandiri, tidak bermanja-manja dan tidak mudah mencari perhatian laki-laki.
Wanita terbaik pastilah yang berhasil menerapkan semua pengajaran dari sang ayah. Menerima cinta sang ayah dengan meresapi semua pengajarannya dalam hati dan pikiran. Kemudian membalas cinta sang ayah dengan memilih hidup dalam akidah yang benar. Walaupun terkadang sang ayah hanyalah manusia biasa dan tidak sesempurna itu, wanita terbaik akan menjadi investasi terbesar dan anugerah indah ketika pembalasan cinta pertama adalah benar merupakan cinta paling tulus dan murni.
Lantas bagaimana jika cinta pertama, sang ayah, tidak pernah ada atau baru saja pergi?
Patah hati, akan menjadi jawaban utama. Kehilangan, tentu saja. Cinta pertama pergi, bagaikan runtuhnya dunia bagi wanita. Dunianya sejak kecil. Lelaki yang merupakan pusat dunianya, menjaga, melindungi dan memikirkan segala yang terbaik untuk hidupnya, tidak bisa lagi dilihat, disentuh dan diajaknya berbicara. Kejadian ini termasuk salah satu ujian hidup terberat bagi wanita.
Kemudian kehidupan akan dengan yakin terus berjalan. Waktu terus berputar. Lambat laun wanita akan menguat dengan sendirinya dan bangkit kembali menata kehidupan. Namun, wanita memiliki dua pilihan untuk bangkit, yaitu bangkit dengan kebencian telah kehilangan cinta pertama dan mengutuk dunia atau bangkit dengan energi cinta pertama yang penuh kasih sayang dan ketulusan.
Wanita. Jika kamu mengalaminya, tolong pilihlah pilihan yang kedua. Bagaimanapun perih dan sakitnya rasa kehilangan itu. Ayah tetaplah lelaki pemberi cinta yang ikhlas. Jika terasa sulit, anggaplah ini bentuk terima kasih karena sudah dilahirkan ke dunia. Selain itu, anggaplah ini bentuk pembelajaran agar anak wanitamu mendapatkan cinta pertama yang lebih layak darimu.
Seburuk apapun peringai ayah, tetaplah dia cinta pertama wanita. Tanpanya, wanita mungkin akan sulit memahami bagaimana lelaki bisa mencintainya dengan ketulusan atau bagaimana lelaki yang baik berperilaku atau bagaiamana lelaki yang layak untuk didampingi hingga akhir hayat. Ayah dan cinta pertama wanita seperti satu bentuk yang tidak akan dipisahkan apapun kondisi dan situasinya.
Cinta pertama. Seperti banyak diceritakan orang, bahwa cinta pertama adalah cinta paling tulus dan murni. Cinta pertama tidak mengharapkan pamrih dan mengalir begitu saja seperti darah dalam tubuh. Cinta pertama juga meninggalkan kesan paling mendalam yang akan sulit untuk dilupakan. Penggambaran cinta paling hakiki tentu saja cinta Tuhan kepada hambanya. Jika kamu juga wanita, siapakah cinta pertamamu?
Semestinya bagi wanita, cinta pertamanya tentulah sang ayah. Ayah merupakan lelaki pertama yang mengajarkan bagaimana berperilaku kepada laki-laki sedarah (keluarga atau muhrim) dan yang bukan muhrim. Ayah juga yang mengajarkan bagaimana menjaga harga diri dan kehormatan sebagai wanita. Ayah mendidik agar wanita harus bersikap mandiri, tidak bermanja-manja dan tidak mudah mencari perhatian laki-laki.
Wanita terbaik pastilah yang berhasil menerapkan semua pengajaran dari sang ayah. Menerima cinta sang ayah dengan meresapi semua pengajarannya dalam hati dan pikiran. Kemudian membalas cinta sang ayah dengan memilih hidup dalam akidah yang benar. Walaupun terkadang sang ayah hanyalah manusia biasa dan tidak sesempurna itu, wanita terbaik akan menjadi investasi terbesar dan anugerah indah ketika pembalasan cinta pertama adalah benar merupakan cinta paling tulus dan murni.
Lantas bagaimana jika cinta pertama, sang ayah, tidak pernah ada atau baru saja pergi?
Patah hati, akan menjadi jawaban utama. Kehilangan, tentu saja. Cinta pertama pergi, bagaikan runtuhnya dunia bagi wanita. Dunianya sejak kecil. Lelaki yang merupakan pusat dunianya, menjaga, melindungi dan memikirkan segala yang terbaik untuk hidupnya, tidak bisa lagi dilihat, disentuh dan diajaknya berbicara. Kejadian ini termasuk salah satu ujian hidup terberat bagi wanita.
Kemudian kehidupan akan dengan yakin terus berjalan. Waktu terus berputar. Lambat laun wanita akan menguat dengan sendirinya dan bangkit kembali menata kehidupan. Namun, wanita memiliki dua pilihan untuk bangkit, yaitu bangkit dengan kebencian telah kehilangan cinta pertama dan mengutuk dunia atau bangkit dengan energi cinta pertama yang penuh kasih sayang dan ketulusan.
Wanita. Jika kamu mengalaminya, tolong pilihlah pilihan yang kedua. Bagaimanapun perih dan sakitnya rasa kehilangan itu. Ayah tetaplah lelaki pemberi cinta yang ikhlas. Jika terasa sulit, anggaplah ini bentuk terima kasih karena sudah dilahirkan ke dunia. Selain itu, anggaplah ini bentuk pembelajaran agar anak wanitamu mendapatkan cinta pertama yang lebih layak darimu.
Seburuk apapun peringai ayah, tetaplah dia cinta pertama wanita. Tanpanya, wanita mungkin akan sulit memahami bagaimana lelaki bisa mencintainya dengan ketulusan atau bagaimana lelaki yang baik berperilaku atau bagaiamana lelaki yang layak untuk didampingi hingga akhir hayat. Ayah dan cinta pertama wanita seperti satu bentuk yang tidak akan dipisahkan apapun kondisi dan situasinya.
I miss you ayah...
BalasHapusAyah is everything. Jadi kangen ayah T.T
BalasHapus