Opini Cetek

Jengah, mual, gumoh, melihat pemberitaan akhir-akhir ini. Tidak bermaksud menyindir siapapun. Saya hanya ingin sedikit menyeimbangkan panasnya dunia pemberitaan.

Para penikmat media sosial pasti paling banyak menyolong kabar pemberitaan. Jika merasa apa yang diberitakan relevan atau sedikit relevan dengannya, sudah tentu menu share akan segera dipilih. Padahal, psikologis manusia secara alamiah berpikir berdasarkan apa yang ingin dipikirkan.

Tentu, subjektivitas paling merdeka. Bahkan, semburat-semburat provokasi sudah tidak diindahkan. Selama pemberitaan yang dishare, dishare juga oleh orang lain. Ini yang disebut ikut-ikutan.

Kadang, karena terlalu bersemangat ingin dianggap update, isi dari pemberitaan tidak ditangkap sempurna atau tidak banyak sumber pemberitaan yang dibacanya, hanya tertarik pada judul pemberitaan yang panas. Ini mengkhawatirkan, mengingat etika jurnalistik tidak genap diterapkan pada setiap pemberitaan. Kemudian penafsiran menjadi semakin bertolakbelakang.

Situasi dan kondisi akan lebih semrawut dengan tambahan nyinyiran dan pembelaan karena merasa paling benar. Pada akhirnya hanya tersisa perdebatan dan pesakitan yang seharusnya bisa dihindarkan ketika pikiran jernih sebagai pengendali.

Andai segala yang terjadi dicoba untuk diseimbangkan. Berpikir tentang akibat ke depan. Mungkin merugikan orang lain atau bahkan menyakiti seseorang. Bukankah akhlakul karimah diutamakan?

Kebutuhan akan sosok pemimpin yang mampu menyeimbangkan kondisi memang sangat diperlukan. Sebagaimana sering didengar bahwa pemimpin yang baik adalah yang paling baik mendengarkan? Namun, jauh api dari arang, pemimpin yang diharap justru jauh dari substrat.

Di sisi lain, kondisi ini memperlihatkan, mendidik dan merenungkan pencapaian sebuah perjalanan. Andai masih ada sabar dan diam, sedikit lagi dasarnya air akan terlihat, minyak dan air akan terpisah dan tabir kebohongan akan tersingkap.

Intinya berusaha untuk terus seimbang. Mendengar jika ingin didengar. Memberi jika ingin menerima. Mengalah jika ingin memenangkan. Objektif dalam berpikir dan berpendapat. Meluruskan niat dalam berperilaku dan berkegiatan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran