Di Luar Nalar
Semestinya peraturan dibuat untuk mempermudah pengerjaan sesuatu. Bagaimana jika peraturan menjadi hambatan dan menghimpit hal-hal yang diaturnya? Berdalih pada kerapian administratif. Tahu apa administratif, jika memunculkan banyak kecurangan dan kebohongan? Bukankah itu sudah menjadi pemicu perbuatan dosa? Tidakkah mereka, orang-orang berkuasa itu, sadar ada berapa banyak peraturan yang mereka buat justru menghasilkan trik licik pelaku yang diaturnya? Memang sudah kacau lingkungan ini.
Sekarang bisa dimaklumi banyak orang dewasa hidup dengan tidak baik. Doktrin-doktrin dunia picisan yang ditanamkan sejak belia, hancur seketika saat beranjak remaja dan memasuki dunia dewasa. Perkataan "dunia yang sebenarnya" itu jadi bukan hanya mitos belaka. Mungkin mereka yang terlalu idealis akan mati tercekik, sedangkan mereka yang terlatih jauh dari norma dan nilai baik yang ditanamkan sejak kecil malah hidup dengan gelimang nikmat. Ini hidup yang seperti apa? Anomali.
Orang baik terinjak dan lainnya hidup dengan hebat. Hilang sudah rasanya Bhineka Tunggal Ika yang dijunjung sebagai simbol persatuan. Hilang juga rasanya bahwa setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama. Itu nol besar. Hanya wacana. Hanya perkataan mereka yang hidup dengan segala kenyamanan. Peraturan bodoh.
Meskipun beberapa bisa dianggap sebagai jalan keluar dari permasalahan. Peraturan tetaplah sang kunci pembuka jalan. Mengikutinya adalah suatu keharusan dan standar kehidupan yang layak. Berharap saja, mereka yang membuat peraturan diberi akal sehat dan budi pekerti yang baik sehingga hasilnya menjadi berkualitas. Akan sangat menyenangkan jika peraturan bukan dibuat untuk memenuhi persoalan administrasi belaka.
Komentar
Posting Komentar