Perhatianmu Tak Pernah Membuatku Ingin Pergi
Belum lama. Sungguh belum lama. Aku dibersamai kamu. Kalian. Tapi, rasanya seperti sudah nyaman. Dekat. Dan, bahagia.
Mungkin aku terlalu naif. Mungkin kebaikan ini wajar, tetapi tidak bagiku.
Aku merasakannya. Dengan hati. Begitu dalam dan tulus.
Perhatian itu....
Ketika aku jatuh, aku tahu ada tangan-tangan kalian yang mengangkatku kembali bangkit.
Ketika itu, aku pasrah pada jalan hidup yang hanya ingin aku jalani seadanya. Namun, aku melihat tekad untuk tidak pernah menyerah. Pada kesulitan. Pada kejaliman. Dan, pada hal yang selalu bisa kita usahakan dengan maksimal.
Aku tahu, bahwa tidak ada yang mudah tetapi kemudahan itu selalu ada. Kapanpun dan dimanapun. Di setiap sela ketika kita merasa sulit dan jauh sangat sulit.
Ketika itu, aku berharap sesuatu terjadi padaku. Mengubahku secara sempurna menjadi lebih baik. Tanpa keterpaksaan. Tanpa ketakutan. Perlahan aku tahu dimana aku seharusnya berada, Dan, diantara siapa aku seharusnya bersama.
Tuhan Maha Baik. Aku sadari pertemuan ini tidak pernah di luar kendali-Mu. Aku sangat berterima kasih memberikan mereka yang tak luput memperhatikanku. Rasanya menemukan saudara baru. Keluarga baru. Lalu dunia ini benarlah hanya senda gurau semata.
Dengan perhatian itu, aku tidak pernah ingin pergi. Aku ingin tetap di sini. Bersama. Dan, dibersamai. Aku ingin tetap di sini, membuat banyak hal bukan hanya untuk dunia tetapi akhirat kelak. Aku ingin hidup dan berusaha maksimal.
Mengejar impian yang kata orang mustahil. Namun, sejauh ini kamu, kalian, selalu menunjukan hal itu. Setiap kesulitan itu selalu ada kemudahan. Setiap takdir selalu bertemu dengan takdir lainnya. Setiap usaha selalu memberikan hasilnya.
Pengajaran itu yang tidak pernah aku dapatkan selama ini. Aku serasa berjalan sendiri dengan pemikiran yang tidak pernah dipahami orang lain. Menjadi gila sendiri. Lantas, bersama kamu, kalian, aku tahu aku tidak pernah sedetikpun berjalan sendirian.
Aku tidak pernah memiliki apapun untuk disodorkan padamu. Aku meyakini posisiku adalah menerima semua perhatianmu dengan tuntas. Lalu, beruntungnya aku karena tidak pernah sekalipun, kekhawatiran akan hal yang tidak diperkenankan Tuhan dibiarkan terjadi.
Dari perhatianmu, aku bertekad untuk tak pernah menyerah. Aku berjalan pada hidup yang bukan seadanya. Pertentangan. Keinginan. Dan, kerumitan. Segalanya berkat perhatianmu yang tak pernah membuatku ingin pergi.
Komentar
Posting Komentar