Mata Hati
Suka geregetan kalau lihat orang sombong dan gak tau cara minta tolong. Apalagi bos-bos besar perlente yang gak pernah berhenti ngisap rokoknya. Atau bos yang ajudannya serasa rendah banget. Bukankah Tuhan hanya membedakan derajat manusia berdasarkan ketaqwaannya?
Kenapa masih ada saja orang yang kayak gitu? Ya gak bosnya ya gak orang-orang di bawahnya.
Kenapa tidak biasa saja? Ya sewajarnya saja, mungkin dia bos, tapi apakah harus direndahkan? Oke mungkin dia bos, tapi apakah harus rela diperintah seenaknya?
Hilangkah mata hati ini? Ketika Tuhan bahkan tidak peduli bagaimana diri ini, Tuhan hanya meminta ketaqwaan itu, tetapi kalau begini ceritanya, tidakkah sama dengan menduakan-Nya?
Bagaimanapun situasi dan kondisinya, semoga mata hati tidak pernah hilang dari hakikat sebenarnya kehidupan. Ancaman kapitalis, sosialis memang begitu tinggi, tetapi kepercayaan pada hati, mempertajam mata hati agaknya patut disadari.
Percayalah pada Tuhan yang tidak pernah membiarkan seorang hamba teruji di luar batas kesanggupannya. Percayalah selalu ada jalan untuk yang tetap berjuang. Berjuang. Dan, tabah.
Komentar
Posting Komentar