Pojok Berita
Berbicara tentang berita mestinya kita lekat dengan informasi terbaru dan benar keberadaannya. Berita mungkin salah satu bahan untuk menambah wawasan kita selain tentu saja buku pelajaran. Berita hadir setiap saat untuk terus memperbarui informasi yang kita punya, biar tidak cupu katanya. Apapun itu membaca berita bisa jadi masuk dalam urutan sepuluh besar prioritas yang harus kita lakukan setiap hari. Andaipun sulit membacanya karena terlalu banyak, setidaknya dengan membaca headline beritanya cukup membantu kita mengira informasi yang akan disampaikan oleh berita tersebut dan lumayan saja menambah wawasan kita.
Kemudian, seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa akan banyak sekali berita yang muncul setiap hari bahkan setiap menit selalu terjadi pembaruan informasi. Apalagi di era serba praktis ini, segala yang terjadi di belahan bumi manapun akan bisa dengan mudah diakses oleh kita. Akan rumit jika kita membayangkan demi pembaruan informasi tersebut kita harus rela melototi layar beritanya, sangat melelahkan sekali rasanya. Kepraktisan yang ditemukan ini bisa jadi malah membunuh kita perlahan jika tidak cerdas memperlakukannya.
Sekarang saatnya kita menjadi lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat membaca. Bahkan sejak mengenal dunia pendidikan membaca adalah salah satu skill yang terus diasah dan diajarkan pada kita. Jadi terapkan dan tingkat lebih baik mulai sekarang. Sebuah teori mengatakan bahwa tanpa sadar diri kita sesungguhnya melakukan seleksi. Entah seleksi untuk mengingat, membaca, merasa nyaman atau memola cara pandang terhadap sesuatu.
Meski sudah memiliki proteksi diri dari alam bawah sadar kita seperti seleksi ini, ternyata tidak cukup bekerja apabila kita secara sadar atau sengaja membuat diri kita melawan seleksi tersebut. Alasan besarnya tentu saja pengaruh lingkungan, ikut-ikutan trend dan jangan sampai dibilang ketinggalan jaman. Padahal kebutuhan setiap manusia itu berbeda dan perbedaan ini tidaklah buruk. Makanya beberapa media berita selalu memberikan berbagai topik pemberitaan mulai dari politik hingga olahraga.
Anehnya, saat ini, perbedaan itu seakan tidak berarti. Kini berita terfokus pada hal-hal yang banyak diminati saja. Alih-alih menginfokan informasi terbaru dan benar keberadaannya, berita malah sibuk menampilkan apa yang hanya ingin diketahui pembacanya saja tanpa peduli lagi dengan dasar dari adanya berita itu sendiri. Suguhan berita terpusat pada pusaran kekerasan, penganiayaan, korupsi atau tindak pidana lainnya. Sementara topik lainnya diabaikan. Padahal alam bawah sadar kita haus akan wawasan dari topik-topik lainnya.
Begitulah berita tersulap oleh para kreator untuk memenuhi kebutuhan segelintir orang. Katanya bangsa ini sudah merdeka, tapi otak penghuninyalah yang masih ingin terus dijajah. Andai pemberitaan menstimulasikan hal-hal yang lebih positif dan inspiratif, tentu pembiasaan ini akan turut andil dalam pembentukan karakter pembacanya. Tidak hanya mengikuti pembaca tetapi media berita seharusnya memiliki visi misi mulia mencerdaskan pembacanya. Bukan cuma memunculkan rusaknya moral pelaku-pelaku dalam berita tersebut.
Bisa juga, media berita setidaknya menyeimbangkan keduanya. Disisi lain melihat lebih dalam berita yang hanya berisi derita tapi juga mengobatinya dengan segudang prestasi positif yang terjadi. Seperti itulah kira-kira pojok berita bangsa ini. Ini adalah segelintir opini dari pembaca yang haus akan topik lainnya. Selain itu, haus juga akan pemberitaan positif yang optimis dan inspiratif sehingga tidak hanya sisi gelap dari dunia ini yang harus terus diperbarui tetapi juga sisi terangnya.
Saya nggak suka baca atau nonton berita...
BalasHapusDicobain sekali-kali mba :)
Hapusmemang hingga kini penjajahan masih ada.. nice artikel kk..
BalasHapusSalam kenal ya Tran Ran - Inspirasi Hati