Aku Dalam Sajak Tak Terlupakan
Rindu pelangi di pagi itu
Dengan bunga tulip nan harum
Matahari malu tetap berkilau
Meski secuil hati bergumam kagum
Hari itu tak seperti kemarin
Tak juga seperti hari ini
Wangi terasa terbawa angin
Mimik lugu gadis si pemberani
Langit biru membawa asa
Teramat hening tapi membara
Putih awan membayar luka
Matanya tajam meneropong kala
Aku adalah yang terakhir dalam bait
Bagian dari keagungan ciptaan Nya
Merasakan nafas gerombolan hidup
Tak terlupakan dalam sajak tak terlupakan
Dengan bunga tulip nan harum
Matahari malu tetap berkilau
Meski secuil hati bergumam kagum
Hari itu tak seperti kemarin
Tak juga seperti hari ini
Wangi terasa terbawa angin
Mimik lugu gadis si pemberani
Langit biru membawa asa
Teramat hening tapi membara
Putih awan membayar luka
Matanya tajam meneropong kala
Aku adalah yang terakhir dalam bait
Bagian dari keagungan ciptaan Nya
Merasakan nafas gerombolan hidup
Tak terlupakan dalam sajak tak terlupakan
Puisinya seindah warna bunga tulip
BalasHapusTerimakasih sudah mampir membaca. Semoga bisa lebih baik lagi ke depannya, mohon komentarnya yaa...:D
Hapusehm ehm
BalasHapusTerimakasih sudah mampir. ehm..ehm..juga..:D
HapusBagus...latih terus insyaallah saya baca!
BalasHapusTerimakasih sudah mampir membaca. Senangnya disemangatin Mba Mabruroh Qosim \o/\o/\o/
Hapus