Celotehan
Pertemuan memang bukan berarti kebersamaan yang panjang, apalagi selamanya. Barang kali kita hanya dipertemukan untuk sekedar bertemu. Mungkin bisa lebih lama dari itu. Walaupun kita tidak bisa tahu apa yang akan terjadi, yang terpenting terus saja berjalan dan jangan berhenti.
Saat pertama kamu datang. Aku terbersit sedikit kemungkinan kisah kita di masa depan. Dengan inti kemungkinan kita akan saling mencoba untuk mengerti pada dunia berbeda yang selama ini kita jalani. Mencoba menemukan persamaan dari kedua dunia itu. Kamu suka pada kecanggihan bahasa dalam sebutan program. Sedangkan aku suka pada keindahan kata dalam sebutan aksara.
Jika diandaikan, mungkin suatu saat nanti aku akan menulis lebih hebat karena bantuan program darimu. Ah.. sungguh seperti anak kecil saja aku ini. Bermimpi di siang hari bolong. Beberapa saat aku terlena.
Kemudian kita mulai membicarakan banyak hal. Aku tahu kamu mencoba menjadi apa adanya kamu. Begitupun denganku. Mencoba menjadi apa adanya aku. Cukup sulit bagiku untuk melakukan itu. Karena aku bisa jadi tidak terlalu peka untuk paham apa yang ada di otak manusiamu. Meskipun, aku rasa, hal itu bagimu sangat mudah. Kamu berkali-kali pernah menjalin hubungan spesial dengan yang lain.
Aku tidak ingin mempermasalahkan hal itu. Karena aku tak peduli bagaimana kamu di masa lalu. Aku hanya ingin peduli seperti apa kamu saat ini dan nanti. Kamupun begitu. Tak ingin menceritakan lebih dalam tentang mereka yang pernah singgah cukup lama di hatimu. Biarkan masa lalu berlalu. Sepakat.
Kita terus saja melangkah. Melihat ke depan, bagaimana dunia bisa kita permainkan. Sesekali bergurau pada hal tidak penting, sekadar menelisik ada hal sederhana yang juga bisa ditertawakan. Aku rasa aku mulai nyaman. Entah karena kamu memang ahli membuat yang lain nyaman, atau karena hatiku memilih kamu untuk menjadi sesuatu yang nyaman.
Sampai pada waktu berikutnya. Kita putuskan untuk menjadi lebih dekat. Saat itu, sikapmu mulai berubah. Aku rasa kamu lebih memperlakukanku dengan baik. Sebagai teman. Bisa jadi karena aku yang tak pandai mencuri hatimu. Atau entahlah, mungkin aku yang terlalu banyak memikirkan hal yang tidak penting.
Aku biarkan saja semua berjalan seadanya. Aku paham aku mungkin akan kehilangan sesuatu jika tak berusaha. Namun, untuk perkara ini, bukankah jodoh seharusnya effortless? Jika dia tidak ingin tinggal, maka untuk apa dipaksakan. Karena yang tetap bersama akan tahan dengan segala ujian, sebab kita memilih bertahan menjadi satu kesatuan.
Lalu di suatu hari. Ada sesuatu dalam hatiku berbisik ingin menguji. Aku tau mata manusia kalian sangat lemah pada detik pertama. Dan terang saja, kamu menanyakan tentang seseorang dalam foto itu. Dia memang yang tercantik. Matamu tidak salah pilih.
Dari sana, aku mengerti banyak hal. Pertama, kamu berhak mencari yang lebih baik sesuai apa yang kamu inginkan. Toh kita masih muda, banyak hal yang belum dirasakan. Kedua, aku mengawang bagaimana kisah ini akan berakhir. Jika kita putuskan bersama, maka aku harus bersiap mengalami kecewa dan sakit lagi, lagi dan lagi. Jika kita putuskan mengakhiri, maka aku harus bersiap menata kembali hati, mempersiapkan yang lain untuk datang dengan kondisi lebih nyaman.
Terakhir, ada banyak hal yang tidak boleh secepat itu disimpulkan. Aku butuh belajar untuk menunggu dan menyimak sekali lagi lebih lama. Bertahan sedikit lagi untuk bersabar. Karena kemungkinan itu bisa saja berubah pada detik akhir diucapkan kesimpulan.
Akhirnya, apa yang aku putuskan? Bukankah hidup ini selalu tentang pilihan? Selama bukan menyerah yang kamu pilih, semua akan baik-baik saja. Begitu kata nasehat lama berpetuah. Iya, aku akan menunggu sedikit lagi. Membiarkan waktu mengurai apa maumu dan mauku. Jika tidak ditakdirkan bersama. Berarti pertemuan kita adalah sebuah jalinan pertemanan baru. Kita akan berteman. Menertawakan dunia bersama dalam ikatan yang disebut teman.
Selanjutnya, aku akan secara diam-diam bersyukur. Bersamamu adalah kebahagiaan menertawakan dunia. Bukan menggapai kebahagiaan akhirat yang saat ini aku sedang berhijarah didalamnya.
Komentar
Posting Komentar