Pengaduan

    Malam ini aku terbangun. Malam ini begitu banyak hal yang aku adukan kepada Sang Pencipta. Aku tidak bermaksud untuk berkeluh kesah dan bahkan terlampau tidak bersyukur. Aku hanya mencurahkan apa yang aku rasakan kepada-Nya. Meskipun aku sangat meyakini Dia mengetahuinya tanpa perlu aku ucapkan.
    Malam ini, pengaduan itu terucap indah. Betapa aku mensyukurinya atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Nya padaku. Aku pun merasa lega telah menceritakan semua hal pada Nya.
    Tuhan... Terima kasih selalu mendengarkan aku. Terima kasih Engkau menyimpan doaku dan mengabulkannya. Hari ini aku menyaksikannya. Betapa Engkau telah membuat kejadian yang begitu hebat.
    Jadi begini ceritanya:
    16 Agustus 2014
    Siang itu entah kenapa aku ingin menyapa sahabat se-PS ku, Dy. Aku ingin menanyakan kapan dia akan pulang agar kita bisa bersama mengurus penelitian. Seketika itu juga aku menghubungi Dy, dia malah memberikan kabar yang kurang menyenangkan. Ternyata dosen PS kami akan pergi lama hingga 25 Agustus nanti.
    Langsung terpikirkan olehku bagaimana nanti aku penelitianku, bagaimana aku bisa lulus tahun ini, bagaimana aku mengatakannya pada Ibu, lalu apa yang harus aku lakukan selama dosen kami pergi. Huah... semua pertanyaan itu muncul begitu saja secara bersamaan. Aku juga langsung terpikir pada sahabat PSku yang lainnya, Ds. Dalam pikirku, kasian sekali dia. Setidaknya aku masih bisa pulang selama menunggu tapi Ds tidak bisa karena rumahnya di Lampung.
    Mengingat semua yang sudah aku rencanakan, aku tidak bisa mundur dan hanya menunggu. Dengan serta merta aku kirimkan sms kepada dosen kami mengenai kepastian dan keberlanjutan kami selama dosen kami tidak ada. Aku juga langsung berdoa: Ya Allah sungguh aku benar-benar berserah padaMu. Cepat sekali Engkau memberi tahuku jika dosen kami akan pergi. Sungguh aku hanya manusia yang hanya bisa berencana, sisanya tergantung ketetapan dariMu. Sungguh aku merendah dan hanya bertawaqal di jalanMu.
    Beberapa menit kemudian dosen PS ku membalas smsku dan langsung memintaku menemui beliau. Oke.. mungkin ini jalannya. Aku putuskan untuk bersedia menemui dosen kami di rumahnya. Selanjutnya memang butuh banyak perjuangan untuk melewati setiap detik-detik sulit. Dimulai dari meminjam motor, melalui kemacetan, mencari alamat, diberi pertanyaan yang bertubi-tubi, bercanda, terkejut bahwa jadwal beliau lebih sibuk dari yang aku kira, membahas teknik di lapangan, ngeprint, dan akhirnya di acc lah lembar pengesahan proposal penelitian aku dan Ds. Oia akhirnya aku kesana bersama Ds dengan membawa motor Gogo dan tiba pulang 16.20 wib.
    Akhirnya kami bisa melaju ke tahap berikutnya yaitu penelitian. Yeyyy.....
    Kesenangan itu dengan cepat pergi ketika aku sadar masih ada Dy yang juga harus ikut penelitian bersama kami. Bagaimana ini, bahkan Dy belum kembali dari kota asalnya, Kediri, dan belum juga membuat proposal penelitian. Apa yang harus aku lakukan agar dia tidak terluka?
    Entahlah...
    Begitulah kisahnya betapa Allah sangat menyayangiku. Be positive thinking to Allah.
    Pengaduanku tidak berhenti pada kejadian hebat ini. Aku kembali mengadu mengenai Dy. Aku kembali mengadu karena aku tiba-tiba aku teringat Alm. Bapak. Melihat dosen PS ku yang hidup sendiri, aku teringat Bapak yang saat ini sendirian bertemu Sang Pencipta. Aku kirimkan doa untukmu Pak, sebagai penerangan rumahmu saat ini yang mungkin saja sedang gelap dan sebagai pengampunan atas kesalahan yang mungkin engkau perbuat.
    Tidak hanya itu. Aku sekali lagi kembali mengadu. Aku mengadu betapa aku merindukan seseorang yang spesial dalam hidupku. Dia yang akan menuntunku mengenalMu lebih jauh. Dia yang akan mengingatkanku untuk tetap mengingatMu. Dia yang menyalurkan kasih sayangMu secara langsung padaku. Dia yang akan aku dampingi untuk bersama-sama mencaro ridhoMu. Entah kapan dia akan datang. Tapi aku semakin yakin Engkau menyimpan doaku dan akan mengabulkannya.
    Pengaduan terakhirku adalah keinginanku untuk bisa melihat rukunnya keluargaku. Saling berpelukannya Ibu dan Mbaku. Betapa aku ingin melihat Ibuku bahagia. Betapa aku ingin mempersembahkan kebahagiaan untuknya yang telah berjuang mengabdikan dirinya dalam membesarkan ku dan saudara-saudaraku. Aku juga tahu ini hanya masalah waktu. Ketika mereka akan berpelukan dan pergi bersama dalam kebahagiaan. Ibu.. betapa aku sangat-sangat menyayangimu. Tuhan pasti tahu itu, bahwa aku ingin sekali diberi kesempatan untuk bisa membawanya pergi kedua kalinya ke rumahMu yang suci. Shalat dengan yakin telah menghadap kiblat secara benar.
    Pengaduanku begitu banyak malam ini. Aku seperti kembali memulai perjalanan hidupku. Seperti bayi yang berharap bisa segera merangkak, lalu berdiri, berjalan, dan berlari.
    Maafkan aku Tuhan. Telah begitu banyak mengecewakan dan merepotkanMu. Tapi aku tidak punya siapa-siapa dan apapun selain Engkau. Maha Suci Allah dan Maha Pengabul segala doa. Amiiiinn....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran