Kepasrahan
Titik akhir dari seorang hamba kepada Sang Penciptanya adalah kepasrahan. Hakikatnya kepasrahan mungkin suatu kata yang menggambarkan perilaku tidak berdaya. Namun dalam konteks ini, kepasrahan adalah pilihan. Pilihan untuk menjadi tidak berdaya dihadapan Nya. Tentu saja ini bukan perkara duniawi.
Saat kita, manusia, memilih untuk berpasrah maka dengan kata lain, segala bentuk takdir yang harus diterimanya akan diterima dengan sangat lapang dada. Meskipun sulit jika dipikirkan dalam logika. Memang tidak pernah ada logika dalam kepasrahan. Seperti kita pernah menyukai sesuatu tanpa alasan. Sebenarnya itu bukan tanpa alasan, hanya saja sesuatu yang membuat kita suka itu berjalan amat pelan dan alamiah.
Demikian juga dengan kepasrahan. Mana kala Tuhan berkehendak maka apakah daya kita. Namun kita selalu punya pilihan, dan salah satunya adalah kepasrahan. Senangnya, ketika kita mengetahui bahwa kepasrahan akan membuat hidup lebih tentram dan damai. Bukan kah Islam adalah agama yang seperti itu?
Setiap hari Tuhan bercakap kepada kita tentang arti sabar dan ikhlas. Sabar dalam terus berbuat baik dan sabar menahan perbuatan buruk. Kemudian ikhlas atas qada dan qadar. Begitulah Islam mengajarkan.
Kepasrahan yang hanya lah sebuah kata, pada prakteknya akan sulit dilaksanakan. Maka dari itu, ini mungkin puncak tertinggi dari seorang hamba. Tidak mudah mencapainya tetapi bukan tidak mungkin bisa terjadi. Kuncinya hanya lah terus berusaha, berdoa, dan disiplin. Mengingat bahwa dunia ini hanya sementara mungkin bisa menjadi kunci pencapainya.
Bagaimanapun juga, kepasrahan hanya satu dari sekian miliaran bentuk ketaqwaan. Semoga kita menjadi semakin baik dalam perjalanan waktu yang semakin singkat ini. Semoga Sang Pencipta terus meridhoi setiap usaha yang hamba Nya.
Saat kita, manusia, memilih untuk berpasrah maka dengan kata lain, segala bentuk takdir yang harus diterimanya akan diterima dengan sangat lapang dada. Meskipun sulit jika dipikirkan dalam logika. Memang tidak pernah ada logika dalam kepasrahan. Seperti kita pernah menyukai sesuatu tanpa alasan. Sebenarnya itu bukan tanpa alasan, hanya saja sesuatu yang membuat kita suka itu berjalan amat pelan dan alamiah.
Demikian juga dengan kepasrahan. Mana kala Tuhan berkehendak maka apakah daya kita. Namun kita selalu punya pilihan, dan salah satunya adalah kepasrahan. Senangnya, ketika kita mengetahui bahwa kepasrahan akan membuat hidup lebih tentram dan damai. Bukan kah Islam adalah agama yang seperti itu?
Setiap hari Tuhan bercakap kepada kita tentang arti sabar dan ikhlas. Sabar dalam terus berbuat baik dan sabar menahan perbuatan buruk. Kemudian ikhlas atas qada dan qadar. Begitulah Islam mengajarkan.
Kepasrahan yang hanya lah sebuah kata, pada prakteknya akan sulit dilaksanakan. Maka dari itu, ini mungkin puncak tertinggi dari seorang hamba. Tidak mudah mencapainya tetapi bukan tidak mungkin bisa terjadi. Kuncinya hanya lah terus berusaha, berdoa, dan disiplin. Mengingat bahwa dunia ini hanya sementara mungkin bisa menjadi kunci pencapainya.
Bagaimanapun juga, kepasrahan hanya satu dari sekian miliaran bentuk ketaqwaan. Semoga kita menjadi semakin baik dalam perjalanan waktu yang semakin singkat ini. Semoga Sang Pencipta terus meridhoi setiap usaha yang hamba Nya.
Aamiin... Semoga keridhaan Allah selalu ada bersama langkah perjalanan dan amal kita...
BalasHapusTawakal adalah kelanjutan dari doa dan ikhtiar...