Ceritanya Baper
Hari ini menggabut parah di kantor. Enak sih. Tapi saking enaknya jadi bener-bener enggak menghasilkan sekali. Parah banget. Kalau boleh ada pembelaan, ya anggap saja ini istirahat disela-sela hari-hari kemarin yang menyibukan. Hehe... Walaupun begitu, aku tau sih hari ini aku sudah sangat berdosa sekali menyia-nyiakan waktu singkat yang berharga ini.
Tentu saja, aku tidak mau termasuk dalam orang yang merugi. Bagaimanapun, hari ini harus tetap menghasilkan sesuatu. Ya setidaknya tulisan sederhana ini. Tulisan sederhana dari sebuah kebaperan setelah melewati berjam-jam menggabut di kantor.
Karena anak bos sedang sakit, maka terjadilah hari gabut ini. Si bos harus menjaga anak nya di rumah sakit. Memang surga dunia jika di kantor tidak ada bos. Ditambah lagi adanya WiFi mendukung sekali untuk bersenang-senang.
Entah bagaimana ceritanya aku terjebak menonton vlog salah satu pemuda berpengaruh di Indonesia. Kalau ditanya mengenai followersnya, mungkin tidak terhitung. Mulai dari satu vlog yang bercerita tentang traktiran makan salah satu teman dekatnya. Menarik sekali. Tanpa sadar aku terhipnotis menonton satu demi satu vlognya.
Dari vlognya, aku tau betapa dia memiliki keluarga, teman, pacar, kerjaan, dan kehidupan yang seru. Yang ditampilkan memang kisah biasa saja. Seperti bangun tidur, makan, ke mall, meeting, dan berlibur. Sangat wajar sekali dilakukan oleh semua orang. Terlebih lagi, itu adalah hal biasa yang semua orang lakukan.
Anehnya, kenapa dari setiap video nya, dia tampak istimewa? Hmm...aneh rasanya. Bahkan setelah aku selesai menontonnya (tidak seluruhnya), aku malah baper. Seperti ada sesuatu yang kurang dari hidupku. Apakah ini sesuatu yang biasa disebut keirian?....
Bodohnya aku, jika aku baper karena iri dengan kehidupannya. Bukankah setiap manusia memiliki jalan hidup masing-masing? Andai semua manusia sama, maka dimana keindahan dari perbedaan itu akan tercipta. Seharusnya aku membuatnya seperti sebuah iklan yang membumbui keseriusan dari sebuah film. Hahaha...
Lucu banget hanya karena terlalu menghayati setiap vlognya, ceritanya jadi baper gini. Anggap aja, itu keberkahan karena kerja kerasnya. Dan kenapa aku tidak memiliki hidup seseru itu, karena aku kurang bersyukur. Pikirkan saja bahwa setiap manusia sama derajatnya kecuali atas ketaqwaannya.
Tentu saja, aku tidak mau termasuk dalam orang yang merugi. Bagaimanapun, hari ini harus tetap menghasilkan sesuatu. Ya setidaknya tulisan sederhana ini. Tulisan sederhana dari sebuah kebaperan setelah melewati berjam-jam menggabut di kantor.
Karena anak bos sedang sakit, maka terjadilah hari gabut ini. Si bos harus menjaga anak nya di rumah sakit. Memang surga dunia jika di kantor tidak ada bos. Ditambah lagi adanya WiFi mendukung sekali untuk bersenang-senang.
Entah bagaimana ceritanya aku terjebak menonton vlog salah satu pemuda berpengaruh di Indonesia. Kalau ditanya mengenai followersnya, mungkin tidak terhitung. Mulai dari satu vlog yang bercerita tentang traktiran makan salah satu teman dekatnya. Menarik sekali. Tanpa sadar aku terhipnotis menonton satu demi satu vlognya.
Dari vlognya, aku tau betapa dia memiliki keluarga, teman, pacar, kerjaan, dan kehidupan yang seru. Yang ditampilkan memang kisah biasa saja. Seperti bangun tidur, makan, ke mall, meeting, dan berlibur. Sangat wajar sekali dilakukan oleh semua orang. Terlebih lagi, itu adalah hal biasa yang semua orang lakukan.
Anehnya, kenapa dari setiap video nya, dia tampak istimewa? Hmm...aneh rasanya. Bahkan setelah aku selesai menontonnya (tidak seluruhnya), aku malah baper. Seperti ada sesuatu yang kurang dari hidupku. Apakah ini sesuatu yang biasa disebut keirian?....
Bodohnya aku, jika aku baper karena iri dengan kehidupannya. Bukankah setiap manusia memiliki jalan hidup masing-masing? Andai semua manusia sama, maka dimana keindahan dari perbedaan itu akan tercipta. Seharusnya aku membuatnya seperti sebuah iklan yang membumbui keseriusan dari sebuah film. Hahaha...
Lucu banget hanya karena terlalu menghayati setiap vlognya, ceritanya jadi baper gini. Anggap aja, itu keberkahan karena kerja kerasnya. Dan kenapa aku tidak memiliki hidup seseru itu, karena aku kurang bersyukur. Pikirkan saja bahwa setiap manusia sama derajatnya kecuali atas ketaqwaannya.
Komentar
Posting Komentar