Jiwa Kemanusiaan

    Sudah berapa banyak dari kita merenung tentang seberapa jauh manfaat hidup kita untuk orang lain. Banyak diantara kita yang sudah sedang lupa oleh keindahan dunia ini, bagaimana setelah mati tidak akan ada yang mengingat tentang kita. Hidup kemudian terus berjalan, menjadi hanya kenangan dan kesakitan. Tuhan tahukah Engkau bahwa diantara kami sering melupakan Mu? Namun, mengapa Engkau begitu baik pada kami?
    Sementara di belahan bumi lain, ada yang setiap detik hidupnya dihantui kematian mulai dari tembakan hingga bom. Kemudian di belahan bumi lainnya ada sibuk mencari kedudukan tinggi, yang dengan lantang meneriakan bahwa untuk situasi dan kondisi yang lebih baik maka pilihlah saya. Selanjutnya di sisi lainnya, ada yang berpesta, menikmati indahnya dunia ini, berbelanja dengan asik, atau sekedar mencicipi makanan khas, dan mungkin saja ada juga yang sedang asik mengejar cita-cita impiannya bisa kuliah di negeri orang dengan gratis.
    Sisanya, beberapa berusaha istiqamah sesuai keyakinannya, membantu mereka yang butuh bantuan, mencari keberkahan dari setiap hembusan nafasnya, atau menyendiri dalam kesunyian yang hakiki. Tentu saja tidak ada yang salah dengan dunia ini. Ketika Syaitan mengatakan bahwa manusia hanya akan membuat kerusakan di dunia, Tuhan dengan jelas menjawab bahwa Beliau lebih tahu dibandingkan syaitan itu. Bahkan Tuhan sangat percaya pada kita. Tidakkah ini tanggung jawab yang besar untuk kita? Kita yang diciptakan paling muda diantara jin dan malaikat, sudah begitu dipercayai oleh Tuhan.
    Sekarang saatnya kita kembali lagi, menanyakan pada diri sendiri sudah sejauh apa manfaat kehidupan kita untuk orang lain. Andai kita belum menemukan manfaat apapun, setidaknya kita berusaha untuk tidak membuat kekacauan. Bahkan jika pun tanpa sengaja kita melakukannya, maka cepatlah kembali memperbaikinya. Jadi, sudah selayaknya jiwa-jiwa kemanusiaan kita dipanggil kembali untuk menguasai jiwa raga kita.
    Jiwa kemanusiaan yang hadir menjadi panduan untuk terus berupaya tidak menyakiti orang lain. Jiwa kemanusiaan yang hadir menjadi panduan untuk terus berupaya menolong orang lain meskipun kita dalam kekurangan. Jiwa kemanusiaan yang hadir menjadi panduan untuk terus berupaya mengulumkan senyum untuk orang lain meskipun kita sedang bersedih. Jiwa kemanusiaan yang hadir menjadi panduan untuk terus berupaya mengingatkan dalam kebaikan, berlomba dalam pengusahaan, atau berangkulan dalam persatuan yang saling menguntungkan. Semua itu adalah dimana jiwa kemanusiaan dibalut dalam aqidah dan ketaqwaan yang benar.
    Selalu mendengarkan kata hati untuk memastikan jalan yang kita pilih adalah benar, itu adalah sebuah keputusan luar biasa. Kita memang tidak akan pernah bisa mencapai titik kesempurnaan tetapi mengusahakannya adalah kewajiban kita. Jika jiwa kemanusiaan ini, menduduki tingkatan tertinggi dari pengendalian tubuh kita, mungkin tidak akan ada seseorang dimanapun mereka berada yang akan merasakan pahitnya penyiksaan, penghinaan, pelepasan hak-hak yang seharusnya didapatkannya, atau pengkhianatan dari pada keadilan itu sendiri.
    Semua akan membentuk dunia yang indah. Sesungguhnya kita pasti bisa mencapainya karena Tuhan saja sudah begitu percaya pada kita sejak awal. Tidak pernah ada keraguan apapun dalam perkataannya. Sehingga sudah semestinya kita mempercayai itu. Kita dengan jiwa kemanusiaan kita pasti bisa menjalankan dunia ini dengan lebih baik. Jiwa kemanusiaan yang akan membuat manusia lebih manusiawi..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran