Diam Bukan Mati

    Pasti kita sudah sering mendengar peribahasa air beriak tanda tak dalam air tenang mematikan. Entah kenapa hari ini aku memikirkan sesuatu tentang peribahasa itu. Mungkinkah peribahasa itu sedang diaplikasikan oleh generasiku saat ini. Sedikit info aku adalah generasi Y. Beberapa artikel memang sedang hangat membicarakan perilaku generasi Y. Bahkan beberapa ada yang sangat menggambarkan sekali tentang kami.
    Kembali lagi kepada peribahasa itu. Mungkin aku kurang banyak informasi atau kurang update dalam pergaulan. Aku bisa dibilang cukup antisosial terhadap beberapa hal yang tidak penting. Namun, aku cukup sensitif menilai beberapa keresahan-keresahan yang ada di sekitarku. Beberapa yang menurutku penting, akan aku coba jabarkan.
    Banyak dari generasiku sudah mulai bermetamorfosa menjadi kebanggaan bangsa, memang belum cukup kuat untuk bersaing dengan para tetua-tetua di negeri ini. Namun, mereka yang benar-benar peduli memang lebih memilih jalan yang penuh kesunyian. Seperti beberapa aktif bergerak di bidang pendidikan, ikut berhasrat mencerdaskan teman-teman di daerah yang jauh dari hingar bingar kekotaan. Mereka yang gagah berani meninggalkan orang tua untuk tugas mulia memberi pengajaran karakter dan pelajaran.
    Banyak juga dari generasiku yang berwirausaha. Membantu pemerintah membuka lapangan usaha agar bangsa ini menjadi tuan rumah untuk para pencari kerja. Mulai dari bisnis gerobahan hingga kantoran. Uniknya kami terbalut dalam sebuah misi berbisnis yang sungguh manusiawi. Sosial Enterpreneur. Bisnis yang sebagian keuntungannya akan disumbangkan atau bisnis yang bergerak di bidang pemecahan permasalahan sosial.
    Beberapa orang asik menjadi relawan untuk menimba ilmu dan meningkatkan kapasitas diri. Tidak ada yang slaah dalam hal ini. Justru ini baik untuk mengasah kepedulian kami terhadap lingkung sekitar. Beberapa mulai merintis bermimpi merubah dunia melalui tulisan. Beberapa juga sibuk merangkai hidup dengan mengidolakan tokoh-tokoh drama mereka.
    Tidak ada yang salah dengan itu. Pluralisme ini adalah hal ajaib yang Tuhan berikat kepada kita. Mereka yang sudah tau arah hidupnya mulai memainkan perannya disana. Masih merintis. Masih sangat kecil tapi tidak rapuh. Kuatnya idealisme dan pemikirannya akan semakin bertambah dalam kesempitan dan ketidak berdayaan. Kami diam bukan berarti kami mati.
    Kami memang belum disorot layaknya sang proklamator atau seseorang yang sudah berjasa untuk bangsa ini. Kami hanya tau bahwa bangsa ini butuh kami. Butuh kami untuk terus membuatnya lebih baik. Memang belum banyak orang tau, tapi kami akan menjadi semakin hebat karena semakin banyak pengalaman yang akan terima.
    Kami diam saja saat kalian, pendahulu kami, berkomentar dari a sampai z tentang suatu masalah. Namun kami mencari solusi terhadap itu. Kami beraksi hampir tanpa pergerakan karena yang kami lakukan adalah untuk membuat efek domino bukan hanya untuk hari ini. Kami memang diam tapi kami tidak akan mati. Justru kami tidak pernah ingin ikut dalam perdebatan kalian yang tidak fokus terhadap solusi.
    Biarkan kami menunggu hasil yang sedang kami lakukan dalam diam. Kami punya cara sendiri untuk memikirkan masa depan kami. Intinya kami diam bukan mati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran