Ekspektasi Vs Realita
Para dreamers sudah tentu paling paham tentang arti judul tulisan ini. Ekspektasi vs realita telah nyata dihadapi setiap saat. Apalagi ketika dunia terus bergulir semakin keras.
Berangan memiliki dunia bak drama seperti satu hal yang nikmat dilakukan setiap hari. Bahkan mungkin sepanjang hari. Sebab, ada banyak sekali kejadian dalam hidup yang bisa dikhayalkan.
Misalnya, hal paling sederhana yakni tentang percintaan. Siapa yang tidak ingin memiliki pasangan setampan artis korea. Atau memiliki kisah cinta romantis yang berjalan mulus dan penuh keajaiban.
Hal lainnya yakni tentang karir. Siapa yang tak mau mendadak mempunyai karir terang bagai gemintang. Apalagi jika diperoleh tanpa kerja keras dan susah payah. Tiba-tiba langsung dihormati dan disegani banyak orang.
Selain itu masih ada lagi hal seru yang asik juga dijadikan khayalan. Yaitu, dalam sekejap jadi tajir melintir tujuh turunan. Bukan sulap bukan sihir tapi mendadak ada keajaiban entah dari mana. Intinya, tak ada hujan tak ada badai dapat rezeki melimpah ruah saja.
Begitu nikmat berekspektasi. Semua perihal di luar nalar mempunyai peluang besar untuk terjadi. Bukankah Tuhan bekerja di luar nalar manusia? Jadi, apa yang perlu dikhawatirkan?
Namun sayang seribu sayang, realita jauh lebih pedih. Bahkan tidak semudah itu dilalui. Rasa perih, sedih, gemuruh sesak, hingga kecewa tak pernah henti menyerbu.
Itulah hidup kawan! Apa yang bisa diharapkan lagi?
Bila waktu tidak cukup membeli semua kebahagiaan dunia. Mengapa harus bersusah payah begitu?
Tapi bukannya tidak boleh berekspektasi. Hanya saja cobalah untuk lebih realistis. Ini bukan tentang larangan bermimpi. Meski iman dalam hati bisa sekuat itu percaya bahwa mimpi layak untuk menjadi kenyataan.
Di sinilah kita berada. Dunia yang hanya senda gurau. Maka lakukanlah hal itu. Sambil terus mawas diri jika suatu waktu nanti nyawa tak lagi terkurung di raga.
Teringat nasehat lama. Bila ingin hidup bahagia janganlah berharap terlalu banyak. Cukupkanlah rasa sabar dalam dada. Ikhlaskan semua yang tak ada lalu syukuri semua yang dimiliki.
Tuhan tidak pernah berhenti melihat. Dan bisa saja getaran mimpi ini bisa sampai kepadaNya.
Komentar
Posting Komentar