Mitra Oh Mitra

Partner kerja memang menentukan bagaimana sebuah usaha bekerja. Partner kerja seperti pelengkap dari sebelah alas kaki atau pada bola mata yang harusnya bisa sejalan dan beiringan. Menemukan partner keja atau mitra usaha nyatanya tidak semudah yang dibayangkan.

Banyak kriteria dan perihal yang harus diperhatikan. Misalnya, bagaimana pola pikirnya, apakah sejalan dengan kita atau tidak. Bagaimana caranya mengelola masalah dan konflik. Bagaimana caranya mengatur waktu dan keberadaanya dalam kemitraan tersebut.

Lalu semua itu tidaklah mudah. Butuh proses dan waktu bersama. Ada yang harus bertahun-tahun. Ada yang dalam waktu singkat tetapi telah terperangkap pada situasi yang tidak biasa. Dan, ada yang sudah terbiasa karena kawan lama.

Bermitra ternyata juga butuh pengorbanan. Terkadang mengalah memberi modal lebih besar. Terkadang harus royal mentraktir atau pergi keluar bersama. Terkadang siap menjadi bulan-bulanannya dan tempat curhat dadakan karena selalu bersama. Semua untuk menjaga keharmonisan suatu hubungan.

Anggaplah hal tersebut sebagai pupuk untuk menyuburkan rasa kenyamanan dan kepercayaan. Meskipun berharap berlebihan pada timbal balik yang diberikan mitra juga tidak boleh dilakukan. Karena setiap saat manusia bisa berubah, termasuk perasaan dan pemikirannya.

Bahkan, ketika seluruh hal yang kita miliki sudah kita bagi, bisa jadi kemitraan itu rusak. Kekecewaan yang akhirnya datang. Atau lebih parah lagi trauma dan tidak ingin melanjutkan usaha. Sungguh itu sangat disayangkan.

Padahal mitra hanyalah pelengkap. Bagaimanapun diri sendirilah yang harus kuat, tegak berdiri. Menyelesaikan masalah dan mengembangkan bisnis dengan tangan sendiri. Tentu hasilnya lebih memuaskan.

Hanya saja keberadaan mitra sebagai partner bisa saling menasehati. Dalam kasus tertentu bisa saling menyemangati dan memberikan pendapat solusi. Sepeti kita ketahui, bersama lebih baik dari pada sendiri.

#CatatanPengusaha

#Day3