Dimulai dari Believe
Cukup percayalah! Bukankah hal itu yang Allah inginkan dari kita, manusia. Percayalah pada-Nya. Begitu juga Allah mengawali hubungan antara pencipta dan yang dicipta, yaitu percaya. Ketika itu, Allah bahkan menyuruh dua makhluk yang telah diciptakan sebelumnya untuk tunduk pada manusia. Karena percayanya pada manusia. Lantas apakah kini kita harus berkhianat?
Setiap manusia mestinya punya kesadaran ini dalam dirinya. Kesadaran bahwa setelah mendapat seharusnya memberi. Bukankah Allah sudah memulainya. Jauh sebelum kita menginginkan apapun, kita telah mendapatkannya. Kini bergilirlah untuk memberi dengan segenap ketulusan.
Bahwa dalam percaya itu ada nilai luhur kepasrahan, ketulusan dan penyerahan tanggung jawab. Semuanya tidak bisa terjadi jika keangkuhan pada kehebatan pribadi begitu kuat mengakar pada diri. Seperti segalanya tidak pernah ada yang mengatur untuk berjalan pada porsi yang tepat dan sesuai.
Believe. Kekuatan kata itu yang sedang kami jalankan. Segalanya kami percayakan pada kehendak-Nya. Pada segala yang tidak mampu dipikirkan oleh logika. Kini biarkan semua berjalan dengan kehendak-Nya. Kami hanya ingin percaya.
Percaya pada ketaatan yang tanpa batas. Percaya pada rezeki langit-Nya. Percaya pada kekuatan percaya. Dan percaya pada keistimewaan dari kepasrahan.
Komentar
Posting Komentar