Langit yang Biru

    Hari ini aku ingin sekali berkisah tentang langit yang biru. Aku kini memandangnya. Langit baik ya, selalu memberi ketenangan. Walaupun terkadang kamu marah dan menghitam pekat membuat kami takut. Namun, kamu tidak pernah mengkhianatiku untuk tersenyum setelah melihatmu. Hei langit, tetaplah biru!
    Hari ini kisah langitku yang biru tidak mudah. Meskipun aku tau bukan kamu pelakunya, tapi tetap saja aku ingin mencari kambing hitam untuk semua kegelisahanku. Iya langit. Aku gelisah. Aku gelisah, ketika aku harus tersadar dan berpikir kalau waktu tidak akan lama lagi melihat indahnya birumu. Aku gelisah, ketika aku harus tersadar bahwa hanya aku yang akan kehilangan, dan kamu bahkan tidak akan pernah sadar ada aku yang selalu melihatmu.
    Inikah bentuk keadilan?
    Kamu tau pasti bahwa aku tidak pernah peduli dengan semua itu. Biarlah meski hanya aku yang akan kehilangan. Biarlah hanya aku yang akan mengingatmu dalam ingatanku. Lalu biarlah hanya aku yang akan merasakan perihnya dilupakan.
    Hei langit! Masihkah kamu selalu biru seperti itu? Menenangkan. Memberi  pengharapan. Membuat kebahagian.
    Aku selalu melihatmu setiap kali aku melewati fly over itu. Rasanya aku menjadi sangat dekat denganmu. Rasanya aku bisa merasakan ketenanganmu mengamati ramainya bumi ini. Jika aku hanya diberi kesempatan untuk memberi satu kata kepadamu. Mungkin akan sangat sulit. Namun, aku punya satu kata spesial untukmu.
    Langit yang biru, satu kata untukmu adalah ...


    ... ... Terkasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran