Hai kamu, calon kekasih halalku!

    Hai kamu, calon kekasih halalku! Beberapa hari ini aku merindukanmu. Sedang apa kamu, apakah merindukan seseorang juga yang mungkin itu adalah aku? Aku tidak pernah membayangkan bagaimana caranya kita bertemu. Menunggumu. Itulah yang saat ini aku lakukan. Aku yakin kita akan saling menemukan. Kamu akan menceritakan hidupmu yang sepi tanpa kehadiranku. Begitupun denganku yang akan menceritakan kekosongan hatiku tanpamu. Apalagi saat harus melihat teman-temanku yang satu persatu mulai melepas masa lajangnya.
    Menunggumu memang menyulitkanku. Namun aku yakin saat kamu datang semua rasa itu akan lebih nikmat karena kita telah menyapa kesendirian dengan sangat baik. Kamu tahu aku begitu kaku. Apakah kamu akan berjuang untuk memenangkan hatiku dan menunjukan bahwa kamulah yang aku tunggu? Tolong aku untuk melakukannya. Karena aku benar-benar tidak mengerti tentang cinta. Aku benar-benar menjaga hatiku dengan ketat agar tidak terluka. Suatu saat ketika kita sudah bertemu akan aku ceritakan betapa sulitnya aku untuk berdamai dengan hidupku.
    Hai kamu, calon kekasih halalku! Semoga Allah menempamu dengan sangat baik. Karena ketika kamu datang, bukan hanya aku yang harus kamu imami, tetapi kamu juga harus menjaga Ibuku. Malaikatku yang berharga ini tidak boleh pergi jauh dariku. Bolehkah jika kita bersama nanti, Ibuku tetap bersama kita? Aku pun tidak keberatan jika orang tuamu hidup bersama kita. Insya Allah aku akan sangat kuat untuk membantumu merawat mereka.
    Semoga kamu adalah laki-laki yang baik budi pekertinya, menjaga shalatmu, membiarkanku tetap berlari tetapi dengan siaga kamu menangkapku ketika aku terjatuh, dan membuatku terpana setiap waktu kita bersama. Aku mungkin tidak menarik hati, tapi bisakah kamu tetap melihatku meskipun dalam keadaan gelap? Terjaga dan hanya tertuju padaku. Menerima dan mendorongku menjadi wanita yang lebih tangguh. Saat aku harus mengenal kehidupanmu, bisakah kamu menggenggam tanganku agar aku tetap merasa nyaman dengan susana baru tersebut. Karena aku bukanlah wanita yang mudah bergaul. Aku pemalu meskipun terkadang aku terlihat ramah.
    Hai kamu, calon kekasih halalku! Aku disini menantimu. Jadi jangan pernah takut untuk terus mencoba segala mimpimu. Aku senang dan bahagia sekali karena ketika saat kita bertemu kamu akan dengan bangga berkata "Aku sudah memuaskan diriku. Aku sudah berhasil mencapai segala impianku. Saat ini aku disini untuk menjadikan mimpi terakhirku menjadi sempurna bersamamu. Membentuk keluarga kecil kita dalam naungan Islam. Menjagamu dan anak-anak kita kelak seperti ayahku dan ayahmu telah membesarkan kita dengan bangga. Kita akan membuat keluarga sendiri dan berbakti kepada orang tua kita agar anak-anak kita merasakan banyaknya limpahan kasih sayang".
    Ketika kalimat itu aku dengar dari  seorang laki-laki yang bukan siapa-siapa bagiku, tetapi saat itu dialah calon kekasih halalku. Semoga ini bukan hanya khayalanku. Ya Allah... betapa aku hanya wanita biasa yang menginginkan keromantisan duniawi. Aku pasrah ketika aku ingat bahwa manusia tidak boleh mendahulu kehendak Allah SWT. Namun, dalam hati kecilku tetap berharap hal kecil itu dapat terjadi.
    Hai kamu, calon kekasih halalku!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran