Entah

    Detik ini aku merasa sangat ingin menulis. Menulis. Menulis. Menulis. Lalu menulis lagi. Aku bingung. Sepertinya aku sudah terlalu jauh pergi dari Mu. Aku merindukan Mu. Sangat. Sangat merindukan Mu. Katanya Engkau sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat nadi. Namun aku merasa Engkau begitu jauh sekali. Aku merindukan Mu Tuhan.
    Aku bertekad hanya akan mengadu segala kegelisanku pada Mu. Tapi aku tak pandai berucap. Aku lebih suka menungkannya lewat rangkaian kata-kata. Engkau selalu bilang bahwa Engkau akan selalu ada untuk setiap hamba Mu, aku meyakininya. Engkau selalu berkata bahwa Engkau sama seperti prasangka hamba Mu, aku meyakininya. Engkau juga berkata bahwa Engkau tidak pernah memberikan kesulitan diatas kemampuan hamba Mu, dan aku sangat meyakininya pula.
    Aku mungkin larut dalam kegelisahan dan keresahanku sendiri. Mungkin aku juga membuat hidupku menjadi sulit. Mungkin aku yang menjadikan segalanya terasa berat. Tapi aku tidak tahu bagaimana aku memulai itu semua. Bahkan aku lebih tidak tahu bagaimana harus mengakhirinya. Aku hanyalah manusia biasa. Sangat biasa. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bergantung pada Mu. Aku tahu mungkin Engkau lelah menghadapiku dengan keluhan yang sama. Mungkin aku yang tidak tahu diri, selalu mengeluhkan hal yang sama dan tidak pernah bersyukur atas apa yang sudah terjadi dalam hidupku.
    Aku harus bagaimana untuk hari esok. Esok ada panggilan tes di Bogor. Aku bingung apakah ingin datang kesana atau pergi ke tempat magang. Tak mungkin lagi aku menanyakan ini semua kepada teman-temanku. Mereka pasti menertawai aku yang selalu bimbang. Entah kenapa Tuhan. Aku pun tidak tahu apa yang aku inginkan. Aku ingin bekerja dengan layak dan profesional, tetapi aku tidak ingin bekerja sesuai dengan passionku. Aku bahkan tidak tahu passionku dimana. Meskipun aku mengetahuinya, hanya saja aku takut jika aku salah menyimpulkan.
    Apa yang harus aku lakukan? Beginilah aku Tuhan. Ampunilah aku yang selalu bodoh. Maafkan aku yang tak pernah bertekad kuat untuk menjadi lebih layak di mata Mu. Aku selalu berkata ingin mengejar cinta Mu. Tapi nyatanya, beginilah aku. Hanya seperti ini. Aku pun bingung dengan diriku. Aku harus bagaimana? Aku sangat berharap keajaiban datang untukku. Ada panggilan tes di tempat lain. Jadi aku akan lebih memilih untuk pergi kesana.
    Tuhan..... jangan hukum aku karena kelemahanku ini. Kirimkanlah segera kekasih halalku agar dia bisa menjadi pencerah untukku dalam mengambil keputusan. Tuhan.... aku ingin menikah. Bukankah aku sudah layak untuk berkeluarga? Tuhan....apa yang ada dalam pikianku saat ini. Aku pusing, bingung, entah apa yang harus aku lakukan. Bagaimana ini. Aku tidak tahu harus bagaimana? Tuhan...maaf aku selalu seperti ini. Entah kapan aku akan dewasa. Entah kapan Engkau bisa melihatku dengan tersenyum bukan dengan keprihatinan. Huff...rasanya aku ingin menghilang. Tapi itu bukanlah keputusan yang tepat.
    Entahlah apa yang akan terjadi besok. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Biarkan Engkau menggerakan semua tubuhku untuk pergi kemana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran