Tips Menjaga Kesehatan Mental Pada Periode Adaptasi Menjadi Istri

Foto Ilustrasi: Pixabay
Foto Ilustrasi: Pixabay

Pada periode adaptasi menjadi istri, ada banyak hal baru yang akan dialami oleh seorang wanita. Bagaimana tidak, seorang wanita lajang tentu berbeda dengan seorang wanita yang sudah menikah, baik dari aktivitas fisik maupun mental.

Tak jarang, ketika seorang wanita telah menjadi istri, segudang perbedaan ini kerap bertransformasi menjadi beragam masalah. Lalu masalah tersebut memicu kekalutan, stres, hingga gangguan kesehatan mental dari wanita.

Kesehatan mental sendiri kian diperbincangkan beberapa waktu belakangan. Pasalnya, kesehatan mental layaknya kesehatan fisik yang perlu dijaga dan dilatih setiap saat. Bahkan perlu dikelola dengan sistem manajemen yang baik.

Lalu, bagaimana menjaga kesehatan mental pada periode adaptasi menjadi istri? Apa itu kesehatan mental? Dan apa saja gangguan kesehatan mental yang bisa timbul saat periode adaptasi menjadi istri? Inilah beberapa tips buat para wanita.

Adaptasi Menjadi Istri

Menikah pasti menjadi momen paling ditunggu oleh semua orang, khusunya para wanita lajang. Sayangnya, momen sakral ini luput dari persiapan yang maksimal, baik dari aspek fisik maupun mental. Akibatnya memicu gangguan mental.

Etts… jangan dulu memkamung negatif arti dari gangguan mental. Sebab, gangguan mental juga memiliki beberapa tingkatan. Mulai dari yang ringan hingga berat. Semua tergantung pada bagaimana seseorang mengelola mentalnya.

Dalam periode adaptasi menjadi istri, sering kali wanita jadi “kaget” dengan banyak hal berbeda. Lantaran adanya benturan antara ekspektasi dan realita. Misal, ekspektasi setelah menikah ingin bucinan dengan suami, ternyata malah tidak.

Contoh lain, wanita berekspektasi setelah menikah langsung memiliki momongan, ternyata malah sulit mempunyai anak. Dan masih banyak realita lain ketika menjadi istri yang jauh berbeda dari ekspektasi awal sebelum menikah.

Tips Kesehatan Mental Menjadi Istri

Untuk menjadi wanita bahagia, maka seorang wanita harus mampu mengelola peran dengan baik. Ketika sudah menikah maka peran wanita bukan hanya menjadi anak dan pekerja apabila sedang bekerja. Namun juga sebagai istri.

Peran sebagai istri mempunyai hak dan kewajiban. Pada saat hak dan kewajiban sudah bisa berjalan baik, maka seorang wanita bisa dikatakan telah menjadi istri yang bahagia. Lalu rasa bahagia itu berpengaruh pada kesehatan mental yang baik.

Berikut ini tips yang bisa kamu lakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental menjadi istri.

1. Memahami apa saja yang diperlukan sebagai istri

Menjadi istri, kamu perlu memahami hak dan kewajiban, mengerti bagaimana karakter laki-laki, memahami apa itu konsep pernikahan, dan mampu mendidik. Keempat hal tersebut sebaiknya telah dikuasai oleh wanita sebelum menikah.

Namun, apabila sudah terlanjur menikah, maka tidak ada salahnya untuk memperbaiki diri. Caranya dengan memahami apa saja yang diperlukan sebagai istri. Sebab, tidak ada kata terlambat dalam memperbaiki diri.

2. Mengetahui dasar dari tujuan menikah

Menikah bukan hanya tentang bersenang-senang semata. Ada beragam kejadian yang akan dilalui setiap dan sepanjang hari. Untuk itulah, wanita harus mengetahui apa tujuan dari menikah yang hakiki.

Pertama, menikah yakni solusi yang diberikan Tuhan ketika laki-laki merasa cenderung pada wanita. Lalu tercipta rasa kasih sayang di antara keduanya. Kedua, untuk menjaga diri dan pkamungan. Ketiga, untuk beribadah kepada Tuhan.

Keempat, untuk membentuk dan membangun keluarga yang sakinah (tenang), mawadah (cinta kasih), dan rahmah (rahmat). Terakhir, untuk meneruskan peradaban dengan melahirkan anak yang soleh dan solehah.

3. Mengasah skill menjadi istri

Apabila seorang wanita sudah terampil menguasai skill menjadi istri, maka problematika dalam periode adaptasi menjadi istri bisa teratasi dengan mudah.

Beberapa skill penting untuk menjadi istri yakni skill ibu rumah tangga, problem solving, merawat diri, dan memanajemen emosi.

Skill tersebut bisa dipersiapkan sejak dini. Mulai dari belajar membersihkan rumah, memasak, memecahkan masalah yang fokus pada solusi, dan mempercantik diri dengan cara-cara yang sehat.

4. Mempersiapkan mental dan fisik

Peran sebagai istri bukan peran yang mudah.  Terlebih di awal adaptasi menjadi istri. Oleh karena itu penting sekali untuk mempersiapkan mental dan fisik. kamu bisa melakukan olahraga rutin untuk menjaga kesehatan fisik.

Kemudian, imbangi dengan kegiatan yang mampu menjaga kesehatan mental. Mulai dari afirmasi positif setiap hari, merutinkan rasa syukur, self talk sebelum tidur, berterima kasih dan meminta maaf pada tubuh secara rutin.

Tips di atas tentu haruslah diimbangi dengan terus mengingatkan diri bahwa menikah adalah suatu ibadah yang panjang. Dan ujian pasti ada, tidak peduli kamu masih sendiri maupun sudah menikah.

Penting juga untuk selalu mengingat bahwa pernikahan bahagia tidak dibangun dan terjadi hanya dalam satu malam. Ada banyak hari yang perlu dilewati dengan terus memperbaiki diri dan menyatukan hati dengan pasangan.

Selain itu, jangan lupa untuk memperhatikan dua hal penting lainnya. Yaitu, jangan pernah membandingkan hidup pernikahan kamu dengan wanita lain. Dan, ingatlah bahwa kamu menikah bukan dengan manusia sempurna.

Jagalah kesehatan mental pada periode adaptasi menjadi istri. Sebab, periode ini sangatlah menentukan bagaimana kehidupan romansa pernikahan kamu. Yakinkah diri bahwa kamu bisa menjadi istri dan ibu terbaik yang sehat mental.

#DearSenjaBlogCompetition

Komentar

  1. Hal yang pernah kuabaikan saat sudah menjalani kehidupan berumahtangga adalah kesehatan mental ku. Dan ini berakibat buruk sekali. Walau masih ringan, hanya mood yang terganggu, tetap saja membuat segalanya berantakan. Itulah kenapa, saat menikah, seorang wanita harus terus bisa lebih peduli kepada dirinya sendiri sebelum peduli pada yang ada di hadapannya.

    BalasHapus
  2. Salah satu yang difasilitasi oleh KUA sebelum pernikahan adalah pendidikan pra nikah, sayangnya banyak yang melewatkan hal itu, padahal banyak informasi yang berhubungan dengan kesehatan, baik kesehatan tubuh maupun mental dalam pendidikan pranikah

    BalasHapus
  3. Ternyata banyak yang harus dipersiapkan yah, banyak juga yang harus dipelajari

    BalasHapus
  4. Terima kasih banyak tips-tipsnya Kak, kayaknya bisa jadi bekal buat aku mempersiapkan diri ketika menikah nanti. Karena sampai sekarang merasa tugas sebagai seorang istri adalah tugas yang berat dan merasa belum siap.

    BalasHapus
  5. Paling suka poin: jangan membandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain, dan jangan lupa kalau menikah bukan dengan manusia sempurna. Ingat juga, diri sendiri juga ga sempurna.. Maka jangan menuntut kesempurnaan pada pasangan. Hehehe..

    BalasHapus
  6. Berarti sebelum menikah ahrus mengikuti pembinaan. Selain itu suami juga harus banyak belajar sehingga istri bisa bahagia. Misal dari panggilan kesayangan, tidak memarahi istri, dan selalu membahagiakan istri apapun kondisinya. Membantu istri menyelesaikan PR, dan banyak lagi. Jika aktivitas itu dilakukan insya Allah menjadikan mereka lebih baik.

    BalasHapus
  7. Proses adaptasi memang nggak sebentar, tapi Insyaallah kita bisa kok, Kak :) Apalagi jika sudah mendapatkan hasil manisnya kelak, ya.

    BalasHapus
  8. Pernikahan itu belajarnya seumur hidup yaa..kerasa banget sama saya walau sudah puluhan tahun menikah tetap harus selalu belajar agar tetap saling memahami dan merawat cinta dengan baik dan terjaga

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran