Bos yang Tak Dirindukan

Berencana memiliki karir sebagai karyawan atau pekerja tentu perlu memahami bagaimana situasi lingkungan bekerja. Kadang ada yang memiliki tempat mengasikan dengan rekan kerja yang bersahabat. Kadang ada yang beruntung memiliki bos menyenangkan. Meskipun gaji pas-pasan atau penuh kompetisi gila-gilaan.

Sementara di sini, aku sering kali terjebak oleh bos yang tak dirindukan. Hmm... bukankah setiap bos selalu tidak dirindukan? Sebab, keberadaannya tampak diselimuti oleh banyaknya perintah pekerjaan. Hahaha.

Beberapa waktu, aku sempat tersentak juga. Mau di mana saja berada, bos akan selalu begitu. Tak pernah dirindukan. Berbeda dengan leader atau pemimpin. Meski datang membawa segudang pekerjaan bahkan ditambah target pencapaian yang mustahil. Namun bersamanya juga datang inovasi menyejukkan.

Semua persoalan dan permasalahan bisa sedemikian mudah dihadapi. Satu demi satu berjalan dengan riang saja karena ada sosok yang selalu mendampingi. Ini persis seperti Tuhan dan manusia. Dalam menjalani hidup, manusia tenang saja karena ada Tuhan yang selalu siaga mendampingi.

Sungguh malang para pekerja yang hanya memiliki bos. Dipaksa bekerja terus menerus tanpa dipikirkan bagaimana seorang pekerja tersebut adalah seorang manusia juga.

Makanya, bagi para pekerja yang memiliki impian mempunyai usaha sendiri dengan banyak karyawan, coba ini dicatat baik-baik. Jangan sampai menjadi bagian dari rantai setan si bos. Padahal dirinya pernah merasakan betapa tidak enak menjadi karyawan atau pekerja dengan bos yang zalim.

Jangan pernah menjadi bos yang hanya sekedar bos. Tapi jadilah bos yang ikut serta menjadi pemimpin. Bagilah ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan lain halnya kepada karyawan. Agar kelak para karyawan ini juga bisa hidup lebih sejahtera.

Jadi jangan memelihara sifat penjajah dari para penjajah. Hanya mempekerjakan tapi tidak mencerdaskan. Hanya memeras tenaga tapi tidak diberi lungsuran pikiran yang setimpal. Apakah itu bisa masuk akal?

Lagi pula menjadi bos yang tak dirindukan itu tidak enak. Ada banyak omongan menyakitkan padahal belum tentu juga kebenarannya. Namun, perasaan manusia yang tersakiti bisa saja menjadi doa mujarab kapan saja. Kita tidak pernah tahu.

Dan yang paling menyakitkan yakni banyak sumpah buruk. Misalnya, sakit atau ada perlu apa sehingga tidak bisa datang ke tempat kerja. Duh, mengaku saja kalau suka melakukan hal seperti itu! Karena itu lumrah adanya.

Teringat, salah satu film tentang bos yang tak dirindukan juga. Eh tapi ternyata filmnya cukup mengharukan. Rupanya, si bos juga memiliki sisi baik yang baru tampak setelah kita terlanjur sangat membenci.

Mungkin inilah yang dibilang setiap keburukan pasti ada sisi baiknya. Atau mungkin bencilah sekedarnya karena bisa jadi itu baik bagimu. Nyess!

Benci tapi jadi cinta. Sudah berapa banyak orang yang membuktikannya. Jangan sampai hal tersebut juga terjadi pada kasus ini. Dari bos yang tak dirindukan malah jadi bos yang paling dirindukan. Ampun deh.

Apakah hal tersebut bisa terjadi dalam dunia nyata? Kita tidak pernah tahu.

Yang jelas, belajarlah dari setiap peran yang kita alami saat ini. Bukan sesuatu yang mustahil jika takdir membawa kita pada peran berbeda. Misalnya, hari ini sebagai pekerja, besok mempekerjakan orang. Aamiin ya rabbal'alamiin.

Oleh karena itu, jangan sampai kita menjadi bos yang tak dirindukan. Apalagi sampai menjadi bos yang sering dicaci maki dari belakang. Rasanya sunggu syulit menurutku. Bagaimana menurutmu?

Komentar

  1. Kalau yang dirindukan namanya leader ya kak :). Untungnya bosku sekarang trully leader banget, nggak ada sok-sok bosy nya

    BalasHapus
  2. Anugrah jika memiliki pemimpin yang baik dan bijaksana. Leadershipnya keren itu baru the real bos.

    BalasHapus
  3. Mudah-mudahan dijauhkan dari karakter bos yang tak dirindukan anak-anak buahnya.
    Harus banyak belajar juga, ya, agar kita bisa diterima oleh staf dengan sepenuh hati

    BalasHapus
  4. Hmm, aku bersyukur karena bosku waktu pas kerja dulu baikkk banget, makan boleh nambah, kadang-kadang kalau lembur dikasih mie tek-tek yang mana itu sebagai usaha sampingannya. Jarang sekali memang bos seperti ini, adalah sebuah keberuntungan dan berkah kehidupan.

    Tapi memang iya sebagai pemimpin apalagi bos memang sih dia menggaji, tetapi mempekerjakan karyawan dengan tidak manusiawi juga keliru. Perlu dipertanyakan kepemimpinannya.

    BalasHapus
  5. Baca tulisan ini aku jadi kangen bossku dulu.. Dia bossku yang paling baek. Happy terus pokonya, yang penting kerjaan kita beresss, laporan selesai. Udah happy dia.

    Tapi akujuga pernah sih berada pada posisi dapat bos yang tak dirindukan. Kalau ada boss, kayaknya waktu berjalan begitu lambat. Untung cuma Sementara.. Dia kena mutasi wkwk.

    BalasHapus
  6. Jadi pengingat nih, supaya suatu saat nanti kalau jd "Leader" harus asyik. Hehe. Alhamdulillah dulu punya leader yg baik semua, bs mendukung dan membimbing dlm perjalanan karir.

    BalasHapus
  7. Baru denger kak kalau ada film yg berjudul "Boss yang Tak Dirindukan"
    Tapi iya sih, kalau kerja di suatu tempat yg dinahkodai oleh Boss yg semena-mena dan gak mikirin org lain bener bener gak enak

    BalasHapus
  8. Membaca judulnya sudah menarik, seperti judul novel-novel dalam platform menulis kekinian. Jadinya penasaran dengan isinya

    BalasHapus
  9. wah menarik nih, memang yang sok bossy gitu gak bakal dicariin deh haha.. pasti dihindari hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran