Kamu Adalah Keinginan-Keinginan yang Salah
Rentetan sesak ini bernama kamu.
Kamu, yang aku tulis dalam rangkaian angka, lalu aku kejar sekuat tenaga. Kamu,
yang aku bawa dalam setiap doa, lalu aku jadikan sasaran dalam melangkah. Kamu,
yang aku titipkan pinta pada setiap kawan, lalu aku amiin kan setegar baja.
Lantas aku sadar. Aku lupa
mengartikan wujudmu yang sebenarnya. Aku salah menafsirkan rentetan sesak ini
sebagai kamu. Aku terlalu buru-buru menyimpulkan bahwa kamu adalah
keinginan-keinginanku yang belum terwujud.
Maka, ijinkan aku mengembalikan
rentetan sesak ini pada posisi yang tepat. Karena kamu yang adalah daftar
keinginanku itu salah. Aku mengejar sekuat tenaga keinginan-keinginan hanya
untuk dunia itu salah.
Aku yang membawa keinginan-keinginan
dalam setiap doa agar dikabulkan-Nya itu salah. Aku yang menitipkan pinta agar
keinginan-keinginan terwujud itu salah.
Bukankah Allah sudah menakdirkan apa
yang kita butuhkan hingga tak ada kata kekurangan dalam hidup?
Bukankah Allah sudah menjamin rejeki
setiap hamba hingga tak ada secercahpun jalan untuk mengeluhkan hidup?
Lalu retetan sesak ini apa?
Rentetan sesak ini masih bernama
kamu. Kamu, yang menciptakan aku, lalu aku lalai berbuat sesuka hati. Kamu,
yang menyayangiku, lalu aku sering meninggalkan-Mu dalam hidupku. Kamu, yang
menjagaku, lalu aku lupa berterimakasih.
Pantaslah rentetan sesak ini tidak
pernah berakhir. Seperti ruang kosong yang terus menganga tak terlihat mata
tapi terasa di dalam jiwa. Aku masih saja berkutat pada keinginan ini dan itu.
Dimana penampungan hak-Mu yang
terabaikan olehku sepanjang waktu?
Jika Kamu berkehendak mungkin aku
sudah binasa. Namun, sungguh Kamu sungguh baik dan pemaaf. Biarkan aku lupa,
suatu saat aku pasti akan ingat, kata-Mu. Atau biarkan aku lalai, suatu hari
aku pasti akan kembali, kata-Mu lagi sebelum para malaikat mencatat perbuatanku
yang tercela.
Seharusnya rentetan sesak ini
tersalurkan dengan cinta dan ketaatan kepada-Mu, Rabbku....
Komentar
Posting Komentar