Tiga Bulan Sebelum Menggenap 25 Tahun

    Waktu terus berjalan. Tanpa terasa. Aku bisa juga menghadapi ini semua. Luar biasa bukan? Namun, inilah yang dinamakan kekuatan cita dari Tuhan. Diam dan mengokohkan. Kembali perayaan ini datang. Genap satu bulan lagi umurku bertambah. Kini semua angan-anganku dulu tidak penting lagi. Aku mulai hampir memasuki segmen baru dalam hidupku, yaitu perjuangan hidup yang keras.
    Satu demi satu mulai hadir permasalahan dalam hidupku. Mulai dari remeh temeh sampai yang rasanya ingin melarikan diri. Pertama, adikku tidak lulus tes PTN, maka kami mulai disibukan dengan mencari PTS yang tepat untuknya. Melalui kisah kegagalannya ini, aku kembali bersyukur bahwa dulu aku bisa cukup mudah masuk PTN. Namun, saat ini kondisiku selalu dibanding-bandingkan karena jurusan yang aku pilih adalah jurusan yang gradenya rendah, sedangkan jurusan yang adikku pilih adalah jurusan yang gradenya tinggi.
    Cukup menyayat hati, karena 4,5 tahun ku bergelut di masa perkuliahan bukanlah hal yang mudah. Meskipun dengan grade minat yang rendah. Namun, untuk lulus dengan predikat cum laude ini, sungguh luar biasa bagiku. Segala kerja kerasku rasanya terbayar lunas. Namun, kali ini semua terasa sia-sia. Lalu apalah dayaku? Aku tidak berbuat apapu, hanya tersenyum, dan dalam hati memacu diri, bahwa aku akan membayar lunas segala omongan itu dengan kesuksesanku. Kini aku punya dendam dalam hati ini. Entahlah ini pertanda baik atau buruk. Intinya, aku kini tau rasanya disepelekan.
    Selanjutnya, perihal jodoh yang tidak kunjung datang. Aku tidak akan memusingkannya lagi. Aku masih sangat berharap keajaiban aku bisa menikah sebelum umurku 25 tahun masih ada, tapi aku saat ini adalah wanita realistis. Kehidupan keluarga mbakku, kini jadi standar tersendiri bagiku untuk memulai membina sebuah hubungan dalam bentuk keluarga. Pelajaran berharga yang aku saksikan sendiri. Entahlah ini pertanda baik atau buruk. Intinya, aku kini tau rasanya harus memilih dengan tepat bukan hanya karena keterpaksaan tuntutan usia.
    Beberapa hari terakhir, aku mulai mengistikharohkan pekerjaanku. Mungkin aku yang tidak peka dengan tanda-tanda jawaban yang Tuhan berikan, tetapi aku merasa belum mendapatkan jawaban yang tepat. Pekerjaanku mulai membosanku. Mungkin tidak tepat jika aku katakan demikian. Aku hanya mulai berpikir apakah pekerjaan ini, akan menjadi pekerjaan yang menarik untuk masa depanku? Untuk saat ini, gaji cukup untukku. Meskipun aku sadar kakak dan ibuku berharap aku bekerja di tempat yang lebih layak. Ataukah mereka yang belum tahu dunia pekerjaan yang aku jalankan ini? Entahlah, yang jelas kini aku sedang menimbah baik buruknya pekerjaan ini. Ini bukan karena aku tidak bersyukur, tapi aku mulai menyadari banyak tarikan-tarikan dan tuntutan masa depan yang harus mulai aku persiapkan. Sesungguhnya ini adalah tuntutan yang tidak nyata, kenapa harus terlalu aku pikirkan? Biarkan saja mengalir apa adanya. Intinya, aku mulai tidak terlalu memusingkan hal-hal yang terjadi dalam hidupku. Anggaplah aku kini sudah berbaur dengan air yang mengalir.
    Beberapa hari terakir juga, aku mulai berhajat untuk fokus kuliah S2 ke luar negeri apapun itu, tapi aku akan lebih prioritas untuk ke Jepang. Aku mungkin tercerahkan dengan postingan kak Budi yang mengatakan bahwa dengan memperoleh beasiswa kita juga bisa menyisihkan uangnya untuk dikirimkan kepada keluarga. Ini salah satu alasan aku harus bisa mencoba memperoleh beasiswa, dimanapun itu, apapun itu. Aku harus berjuang mendapatkannya. Kini aku mulai fokus pada hajatku ini. Semoga semestaku tercipta dan aku bisa tetap istiqomah mencapainya.
    Di bulan ini aku mendapat pengalaman baru. Proyek dalam pekerjaanku. Aku bisa pergi ke Sukabumi melihat Pantai Pelabuhan Ratu dan Ujung Genteng. Sesuatu yang menakjubkan itu baru saja terjadi. Aku sakit saat perjalanan, dan aku sadar kembali bahwa salah satu prioritasku adalah tetap menjaga tubuhku sehat. Makanya aku kini mulai memakan buah-buahan dan meminum susu. Hehehe.... Selain itu, aku juga ikut proyek tentang pelatihan pembuatan undang-undang. Entah apa rencana Mu, yang pasti ini sesuatu yang baru bagiku. Aku akan belajar banyak hal. Ini tidak boleh disia-siakan. Aku harus banyak menyerap ilmu mereka. Amiiin...Amiiin.... Mungkin Tuhan sedang menggiringku kepada sesuatu, entah apapun itu. Aku sangat bersyukur.
    Setelah berlibur mengasah skill bahasaku. Aku mulai banyak tertinggal. Aku harus mengencangkan semangatku kembali. Skill berbahasa adalah satu kunci yang harus bisa aku dapatkan untuk mendapat kunci-kunci lainnya. Aku tidak boleh menyerah didetik-detik terakhir. Aku harus segera mengejar ketertinggalanku. Berhenti berleha-leha dan tidur terlalu banyak. Tuhan harus melihat betapa aku akan bersungguh-sungguh terhadap hajat ku ini.
    Aku memang selalu menyelipkan kamu untuk hadir segera dalam kehidupanku. Aku selalu menunggu kehadiranmu. Orang ke-6, akan menjadi spesial bagiku. Semoga saat kamu datang aku sudah siap. Semoga saat kamu datang aku tidak lagi egois. Semoga kamu adalah orang ke-6 dan terakhir. Meskipun aku masih memiliki cadangan orang ke-7, tetapi aku sepertinya mulai lelah menyimpan kisahku sendiri. Aku ingin segera berbagi denganmu. Cepatlah pertemukan kami pada saat dan waktu yang tepat. Oke Tuhan! Hehehe...
    Terimakasih satu bulanku yang berharga. Selamat datang umurku yang semakin bertambah. Semoga aku selalu lebih dewasa dan lebih baik lagi. See you next month!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran