Terimakasih September

September 2015
    Banyak sekali pembelajaran di bulan ini. Aku bahkan tidak pernah menduga bahwa aku bisa ada di tempat seperti ini, W4C. Aku ingat saat itu, setelah lelah mengurusi acara pernikahan kakak perempuanku, aku merasa sangat bosan. Bosan sekali. Aku terus menerus jadi uring-uringan, pendiam dan pemarah. Aku sadar ini karna aku belum menemukan kegiatan yang menyibukan hari-hariku. Jika aku terus seperti ini aku bisa tidak waras karna memikirkan hal-hal aneh seperti kekasih yang tak kunjung datang. Tapi aku memiliki Allah yang selalu setia menemaniku.
    Benar saja. Tanpa perlu berlama-lama aku diletakan menjadi anak magang di salah satu perusahaan starup W4C. Awal interview aku sangat senang dengan pemandangan disana. Aku merasa bahwa ini adalah tempatku. Ada kebun, pertanian dan hijau. Saat itu yang aku pikirkan adalah aku ingin bermain, menikmati hidupku yang masih bebas ini. Aku biarkan segala hal baru masuk dalam hidupku. Menjadi pembelajar adalah salah satu kegemaranku. Interview itu mempertemukan aku dengan dua manusia hebat. Inspiring, inspiring dan inspiring. Tidak ada kata lagi yang bisa menggambarkan mereka. Interviewnya juga berjalan lancar dengan santai diselingi canda tawa. Suatu saat aku ingin menjadi seperti mereka, mewanwancarai orang lain dan melihat potensi mereka.
    Beberapa hari kemudian, aku lolos menjadi 9 orang beruntung yang berhasil masuk menjadi anak magang disana. Satu hal yang masih aku ingat saat itu ketika interview adalah apa yang ingin aku dapat dari sana. Akan kita jawab nanti.
    Kopi darat pertama, hanya dihadiri oleh 6 orang magangers. Hari itu perkenalan dengan mereka magangers yang lain, membuatku amat sangat bersyukur. Mereka, andreas, pipit, idang, moko, wahyu, adalah manusia-manusia hebat yang aku beruntung memiliki kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan mereka. Sangat beruntung. Aku optimis sekali 3 bulan magangku ini tidak akan terasa. Aku harus mengambil sebanyak-banyaknya ilmu disini. Hari itu juga aku diperkenalkan dengan mentorku, Kang Zaki. Manusia kecil dengan bermilyar pengalaman. He is like father for me. May be. Until now, he is like that.
    Hidup memang begini...Tidak seru jika flat saja, tidak antik jika tidak berkerikil dan tidak bahagia jika belum merasa derita. Awal magangku, aku dikejutkan oleh pernyataan Idang yang mengatakan aku dan wahyu nyolong start. Mungkin itu hanya sebuah pernyataan, tapi bisakah dia lihat apa arti dari pernyataannya itu. Kami memang berencana tidak kesana hingga hari sabtu. Tapi beberapa hal mengharuskan aku dan wahyu kesana. Dan menurutku, aku sama sekali tidak merugikan siapapun terutama Idang itu. Siapa kamu menyatakan aku nyolong?
    Saat itu aku merubah persepsiku padanya. Mungkin kami tidak akan akur, pikirku. Biarlah, tak rugi aku tanpanya. Hari sabtu tiba, kami kembali berkumpul hanya 6 magangers. Aku memang bukan pribadi yang bisa berpura-pura dihadapan orang lain. Aku sepertinya terlalu ekspresif menunjukan emosiku. Aku tidak ingin duduk berdekatan dengan Idang. Aku lebih memilih duduk dekat andreas. Baiklah aku perkenalkan sedikit tentang andreas. Awal pertemuan kita, dia adalah pribadi yang fleksibel. Rasanya kita sudah lama saling mengenal. Selain itu, dia juga tinggal di Bekasi, kurang lebih pandangan dan cara bercanda kita mungkin mirip. Aku langsung akrab dengannya sejak kopi darat pertama.
    Beberapa saat kemudian Kak Nisa, kordinator magang kami, mengatakan aku dan Idang harus kompak. Sepertinya dia melihat adanya percik-percik kemarahan atau perpecahan diantara kami. Biarlah, aku memang tidak terlalu respect dengannya. Tapi aku juga tidak mau menjauh atau menjauhinya, aku juga harus profesional. Saat pulang Idang mendekatiku dan mengatakan kita harus bekerjasama di magang ini. Iya karena kita satu kelompok mau tidak mau, suka tidak suka, aku dan Idang harus kompak dan bekerjasama. Oke, kita profesional.
    Setiap hari terasa begitu besar untukku. Aku belajar banyak hal dari Kang Zaki. Memahami pengalamannya yang begitu hebat. Menjadi bagian dari kebun. Menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi diriku yang haus pengetahuan baru. Aku pikir, aku memang menyukai belajar. Sangat menyukainya. Aku banyak mendengar. Aku belajar menjadi pemikir kritis dan analitis. Aku saat ini bukanlah aku yang dulu di bulan Agustus. Terimakasih Engkau memberiku kesempatan yang indah ini.
    Kini aku tau beberapa hal mengenai tugas di kebun, permasalahannya, cara mengatasinya, memposisikan diriku, menjadi bukan siapa-siapa untuk belajar lebih banyak, menjadi lemah untuk berjuang lebih keras, menjadi pendengar untuk tau lebih banyak, menjadi rendah diri untuk tidak menjadi sok tahu, dan aku menjadi diriku yang Insya Allah lebih dewasa. Mungkin aku mulai mengerti diriku, kelemahanku, kelebihanku dan segala yang aku butuhkan. Aku harus berjuang lebih keras untuk dua bulan sisa magangku. Menikmatinya dan mengambil setiap hikmah disepanjang jalannya. Tidak ada lagi cara kecuali aku harus menaiki anak tangganya satu demi satu.
    Beberapa tokoh penting akan aku ceritakan dikisah berikutnya. Dan jawaban pertanyaanku tadi mungkin akan aku temukan juga dalam waktu tidak lama lagi. Aku dan W4C akan menjadi bagian sub bab indah di buku hidupku. Kisah 7-30 September 2015.
Terimakasih September.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran