Seorang istri
Aku baru saja membaca sebuah status hebat di facebook. Status tersebut berkisah bagaimana seorang wanita dapat dikatakan sempurna. Wanita sempurna seperti Asiyah istri Firaun dan Maryam yang tidak bersuami. Selain itu ada juga wanita yang setingkat dibawah kedua wanita paling sempurna itu yaitu Khadijah istri Nabi Muhammad dan Fatimah istri Ali.
Setelah membaca status tersebut, rasanya aku seperti tertusuk. Selama ini aku selalu berpikir bahwa aku harus memperoleh suami yang hebat ketaqwaannya kepada Allah. Hal itu agar dia bisa membawaku menjadi lebih dan lebih bertaqwa lagi kepada Allah. Tapi, aku tersadar bahwa akulah yang harus bisa membawa diriku sendiri untuk lebih dan lebih bertaqwa lagi pada Allah bukannya mengharapkan adanya orang lain yang merubahku. Itu salah. Jelas jelas salah.
Sekarang biarlah Allah yang menentukan apakah aku akan dinikahkan oleh Allah dengan laki-laki yang hebat atau tidak. Allah lebih tahu apa yang terbaik untukku. Selama ini pun aku tidak pernah kecewa atas segala yang Allah berikan padaku. Aku yakin suamiku nanti adalah laki-laki terbaik yang tepat untukku.
Saat ini yang harus aku lakukan adalah menjadi wanita yang terus belajar menjadi sempurna. Entah sepertu Asiyah, Maryam, Khadijah, atau Fatimah. Yang terpenting adalah aku harus terus mendekatkan diri pada Allah. Janganlah lagi menunggu orang lain untuk merubahku. Aku bisa merubah diriku sendiri. Dan aku bisa menjadi sempurna dengan kemampuanku sendiri.
Semoga Allah selalu meridhoi apa yang aku lakukan. Bissmillahirrahmanirrahim... aku akan berusaha. Berusaha dan terus berusaha.
Setelah membaca status tersebut, rasanya aku seperti tertusuk. Selama ini aku selalu berpikir bahwa aku harus memperoleh suami yang hebat ketaqwaannya kepada Allah. Hal itu agar dia bisa membawaku menjadi lebih dan lebih bertaqwa lagi kepada Allah. Tapi, aku tersadar bahwa akulah yang harus bisa membawa diriku sendiri untuk lebih dan lebih bertaqwa lagi pada Allah bukannya mengharapkan adanya orang lain yang merubahku. Itu salah. Jelas jelas salah.
Sekarang biarlah Allah yang menentukan apakah aku akan dinikahkan oleh Allah dengan laki-laki yang hebat atau tidak. Allah lebih tahu apa yang terbaik untukku. Selama ini pun aku tidak pernah kecewa atas segala yang Allah berikan padaku. Aku yakin suamiku nanti adalah laki-laki terbaik yang tepat untukku.
Saat ini yang harus aku lakukan adalah menjadi wanita yang terus belajar menjadi sempurna. Entah sepertu Asiyah, Maryam, Khadijah, atau Fatimah. Yang terpenting adalah aku harus terus mendekatkan diri pada Allah. Janganlah lagi menunggu orang lain untuk merubahku. Aku bisa merubah diriku sendiri. Dan aku bisa menjadi sempurna dengan kemampuanku sendiri.
Semoga Allah selalu meridhoi apa yang aku lakukan. Bissmillahirrahmanirrahim... aku akan berusaha. Berusaha dan terus berusaha.
Komentar
Posting Komentar