Pasang Surut Kehidupan
Kemarin rasanya bahagia memiliki mereka yang bisa berbagi denganku. Bermain bersama, bersenang-senang bersama, bercerita, berduka bersama, dan bermimpi bersama. Hari ini, malam ini, aku sadar satu hal yang telh hilang dan aku rindukan. Mungkin mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan. Mungkin mereka tidk memiliki rasa yang sama dengan yng aku rasakan. Mungkin....
Habis sudah kemungkinan yang bisa aku nyatakan. Rasanya aneh. Memiliki mereka yang selalu ada, namun kini.. tak berartikah semua yang telah kita lakukan. Kini kalian lebih memilih diam. Menjauh dariku. Kalian tidak menganggapku seperti dulu lagi? Apa yang terjadi dengan semuanya? Akukah yang bersalah?
Mungkin saja benar aku yang salah. Lantas haruskah kalian pergi tanpa mengatakan apa salahku?
Hanya nafas panjang yang bisa aku akukan untuk menjernihkan pikiranku saat ini. Aku sayang kalian, tapi apakah aku yang terlalu kelewat batas menganggap kalian memanfaatkan aku? Aku terlalu picik!!! Aku tau itu. Aku egois, dan tidak berperasaan. Kalian boleh menyalahkanku atas itu semua. Tapi aku janji, besok saat kita bertemu, tak akan ada lagi diam-diam seperti ini. Kalian pikir dengan mudah kalian meninggalkan aku?
Besok pertemanan kita harus pasang kembali. Kita harus kembali bersaudara. Walaupun aku harus mengemis untuk rasa pertemanan ini. Tapi aku yakin ini yang harus aku lakukan. Aku yang harus selalu bertindak. Aku yang harus membat kalian bersuara. Aku yang harus mengangkat kalian ketika kalian jatuh. Aku yang akan menyeret kalian ketika kalian bersalah.
Apapun yang aan kalian pikirkan tentang aku, aku tak peduli. Aku akan tetap menjadi air dalam kehidupan kalian. Membuat kalian hijau, membuat kalian berbunga dan bersemi.
Ya Allah.. bantu aku agar sanggup mengingatkan mereka. Bantu aku ketika semuanya berubah mereka harus tau bahwa aku akan tetap ada untuk mereka.
Habis sudah kemungkinan yang bisa aku nyatakan. Rasanya aneh. Memiliki mereka yang selalu ada, namun kini.. tak berartikah semua yang telah kita lakukan. Kini kalian lebih memilih diam. Menjauh dariku. Kalian tidak menganggapku seperti dulu lagi? Apa yang terjadi dengan semuanya? Akukah yang bersalah?
Mungkin saja benar aku yang salah. Lantas haruskah kalian pergi tanpa mengatakan apa salahku?
Hanya nafas panjang yang bisa aku akukan untuk menjernihkan pikiranku saat ini. Aku sayang kalian, tapi apakah aku yang terlalu kelewat batas menganggap kalian memanfaatkan aku? Aku terlalu picik!!! Aku tau itu. Aku egois, dan tidak berperasaan. Kalian boleh menyalahkanku atas itu semua. Tapi aku janji, besok saat kita bertemu, tak akan ada lagi diam-diam seperti ini. Kalian pikir dengan mudah kalian meninggalkan aku?
Besok pertemanan kita harus pasang kembali. Kita harus kembali bersaudara. Walaupun aku harus mengemis untuk rasa pertemanan ini. Tapi aku yakin ini yang harus aku lakukan. Aku yang harus selalu bertindak. Aku yang harus membat kalian bersuara. Aku yang harus mengangkat kalian ketika kalian jatuh. Aku yang akan menyeret kalian ketika kalian bersalah.
Apapun yang aan kalian pikirkan tentang aku, aku tak peduli. Aku akan tetap menjadi air dalam kehidupan kalian. Membuat kalian hijau, membuat kalian berbunga dan bersemi.
Ya Allah.. bantu aku agar sanggup mengingatkan mereka. Bantu aku ketika semuanya berubah mereka harus tau bahwa aku akan tetap ada untuk mereka.
Komentar
Posting Komentar