Ya Rahman Ya Rahim


Sebenarnya apa alasan Tuhan memberikanku hidup hingga detik ini?

Pertanyaan itu selalu perputar dalam pikiranku. Apalagi mengingat bahwa aku hanyalah manusia biasa yang menjalani kehidupan seperti orang biasa pada umumnya.

Ya. Aku hanya wanita biasa yang hari ini genap berkurang lagi jatah umurnya. Tapi semoga bekal akhiratku justru jauh semakin bertambah. Meski aku sangat ragu akan hal itu tetapi harap dan imanku pada Tuhan amatlah besar. Jadi, aku percaya saja bahwa Tuhan selalu menjadikanku sebagai seorang wanita yang beruntung dunia dan akhirat.

Seperti yang sudah aku katakan tadi. Hari ini genap berkurang lagi jatah umurku. Sebab itu, aku ingin mengikat satu tahun perjalanan ini dalam catatan singkat yang aku beri judul 'Ya Rahman Ya Rahim'.

Rasanya tidak pernah menyangka bahwa makna dari Ya Rahman Ya Rahim terjadi sedalam ini dalam hidupku. Oke, meskipun selalu kulantunkan dalam bacaan basmalah atau nama terpopuler dari asmaul husna, tetap saja aku merasa begitu dalam terhadapNya.

Dia adalah Rabbku dan Rabbmu. Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Di titik kepasrahanku, Dia kirimkan sosok lelaki luar biasa yang kini telah menjadi imamku. Di titik kepasrahanku, Dia permudah segala jalan yang meringankanku untuk lebih dekat denganNya.

Aku ingat hari dimana aku bersimpuh di setiap tengah malam. Saat itu, aku tak memiliki daya apapun. Aku hanya berkata padaNya, "Jika jodohku tak bertemu di dunia, maka Allah... tolong berikan bekal yang banyak agar aku bisa bertemu denganMu di akhirat."

Aneh ya? Mungkin karena saat itu aku berpikir bahwa Tuhan telah menciptakan seluruh takdir setiap manusia jauh sebelum manusia tersebut dilahirkan. Sehingga apa yang sudah menjadi rezekimu tak akan hilang dan apa yang bukan menjadi rezekimu tak akan datang. Dan apa yang kamu cari di dunia kecuali kembali kepada Tuhan dan bertemu denganNya dalam keadaan tenang, suci, dan bersih.

Seperti salah satu ayat paling romantis menurutku ini.

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)

Ayat itu selalu menggetarkan hatiku. Membuatku ikhlas saja menjalani apa yang ada saat ini. Bisa jadi tak akan lama lagi umurku. Namun setidaknya aku telah berusaha. Agar ketika Tuhan bertanya, aku bisa mempunyai sedikit kebanggaan untuk membela diri. Meskipun hal tersebut pasti tidak diperlukan karena Tuhanku Maha Pengasih dan Penyayang.

Tak berhenti di situ. Ya Rahman Ya Rahim memberiku banyak pelajaran bahwa hanya karena Tuhan semua bisa terjadi. Hanya atas kehendaknya. Hanya karena Dia begitu Pengasih dan Penyayang. Bukan karena aku telah melakukan apa atau bagaimana.

Alhasil, aku memutuskan untuk merayu saja Sang Pemilik Semesta. Urusan terjadi di dunia atau tidak dalam hidupku, biar Tuhan yang menentukan mana yang terbaik.

Di sore itu pun aku masih ingat. Betapa galau dan tak menentu perasaanku. Aku sambangi mesjid menara biru favoritku sepulang bekerja. Kuambil air wudhu lalu shalat dan membaca ayat suci Al Qur'an. Lalu aku panjatkan doa meminta keyakinan atas salah satu keputusan besar dalam hidup. Menjalani pernikahan ini dengannya adalah sesuai yang baik atau tidak.

Kemudian aku buka acak al Qur'an. Lalu aku baca ayat suci yang pertama kali terlihat olehku. Entah itu surat dan ayat berapa tapi aku hanya ingat bahwa aku harus yakin padanya. Dan inilah hidupku sekarang.

Apakah aku menyesal? Mungkin sempat terpikir tapi aku tahu Tuhan yang mengirimnya. Itu artinya sosok lelaki inilah yang terbaik untukku dariNya. Jika ada yang tak kusuka darinya, mungkin karena aku belum paham apa yang Tuhan ingin aku mengerti.

Yaa... pemikiran ini yang sekarang aku syukuri. Betapa Tuhan telah membuat aku sedewasa ini. Semoga seterusnya Tuhan memberikan kemudahan untukku menerima banyak hidayah lainnya. Aku belajar banyak ayat Tuhan dengan keberadaannya sekarang. Aku amat sangat bersyukur tentang hal ini.

Sementara hal lainnya yang terjadi di tahun ini pun sangat aku syukuri. Sebab, sungguh aku bersaksi tidak akan bisa aku lakukan tanpa bantuan dariNya.

Keinginanku sejak aku lulus kuliah dulu, alhamdulillah bisa terjadi. Tidak mudah kawan! Bagiku itu tidak mudah. Hampir 7 tahun aku menanti. Sedikit demi sedikit aku kuatkan diri bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan sudah meridhoi. Akhirnya, kutunaikan janji itu padamu, Ibu.

Senang bukan kepalang. Inilah waktunya. Walaupun banyak kebodohan yang aku lakukan tapi aku bersyukur Tuhan selalu meluruskan kembali jalannya. 

"Pergilah dan tunaikan ibadahmu, Ibu. Pasti ini tak sebanding dengan segala yang telah Ibu lakukan untukku. Dan aku akan tetap bertekad dengan kuat dalam bahwa dirimu tetaplah menjadi bagian hulu dan hilir baktiku."

Lalu sekarang apalagi mimpi yang tersisa?

Allah... Engkau paling tahu apa yang menjadi kebutuhanku. Aku akan terus berupaya dan mengembalikan banyak hal ajaibnya padaMu. Karena hanya Engkaulah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dear aku yang semakin berumur....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran